Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Saat ini media sosial (medsos) tengah diterpa oleh isu yang menyatakan bahwa, buah kurma yang beredar dipasaran mengandung virus corona (coronavirus) dari kelelawar. Karenanya, sebelum mengkonsumsinya, turut beredar imbauan agar terlebih dahulu mencucinya dengan bersih, supaya terhindar dari bahaya penularannya.
Namun Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Medan Yulius Sacramento Tarigan dengan tegas menyatakan bahwa informasi tersebut sama sekali tidak benar. Karena ia menyebutkan, sejauh ini, pihaknya sama sekali belum ada mendengar ataupun menemukan, adanya kurma impor mengandung virus yang bisa menyebabkan kematian tersebut.
"Itu tidak benar. Bisa kita bilang informasi tersebut adalah hoax," ungkapnya kepada wartawan, Selasa (7/5/2019).
Sacramento menjelaskan, Balai POM selama ini terkoneksi dengan jaringan informasi internasional, terkait berbagai persoalan pangan, maupun obat-obatan. Namun, lanjut dia, hingga saat ini, belum ada sekalipun tersebar kabar, adanya kurma yang terkontaminasi virus corona.
"Kalau memang ada, pasti kita sudah tahu. Karena kita kan informasinya terkoneksi dengan negara-negara lain," jelasnya.
Untuk itu, Sacramento mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu panik dan resah mengenai kabar adanya kurma mengandung virus corona tersebut. Apalagi tutur dia, di bulan Ramadan, yang tingkat konsumsi terhadap buah kurma yang memang sedang tinggi. "Kalau ragu atau curiga bisa langsung konfirmasikan ke BPOM, atau ke Dinas Pertanian. Tapi yang jelas, masyarakat tidak perlu panik, karena isu yang beredar tersebut tidak benar," pungkasnya.
Seperti diketahui, menjelang bulan Ramadan ini, muncul sebuah pesan berisi imbauan kepada masyarakat untuk mencuci kurma yang berasal dari Timur Tengah dengan bersih karena mengandung virus corona yang ditularkan kelelawar. Disebutkan juga bahwa pesan tersebut mengatasnamakan dokter dan menteri kesehatan di Timur tengah, yang diunggah oleh salah satu akun di Facebook.
Senada dengan BBPOM, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia diketahui juga menyebut kabar tersebut sebagai hoax. Dikatakan bahwa isu serupa sudah beredar sejak tahun 2017 dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengkonfirmasi bahwa tidak pernah ada saran atau peringatan apapun tentang kontaminasi virus corona melalui kelelawar.
Virus dengan nama lengkap Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) ini menurut beberapa ahli ditularkan lewat udara khususnya dari bersin dan batuk orang terinfeksi. Penularan lewat konsumsi makanan, terutama kurma impor, bukan hal yang terkonfirmasi. Selain itu bila memang ada virus yang menempel di kurma, maka mencuci saja tidak akan cukup untuk menghilangkan virus.