Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Perang dagang Amerika Serikat (AS) - Cina semakin memanas. Sebab itu, beberapa perusahaan AS di Cina mengalami imbasnya, mulai dari pajak produksi, bea cukai, dan sebagainya dinaikkan oleh pemerintah Cina. Menghadapi hal tersebut, perusahaan raksasa seperti Google dan Ninteno berencana memindahkan pabriknya dari Cina.
Pabrik google sudah lama berdiri di Taiwan. Sejumlah produksi perangkat keras Google, seperti pembuatan motherboard telah dipindahkan seluruh produksinya dari AS ke Taiwan. Dilansir dari CNBC.com, Minggu (16/6/2019), Google juga telah berinvestasi untuk inovasi teknologi di Taiwan, seperti memperluas pusat pengembangannya, memperbanyak tim risetnya di New Taipei City, dan juga memberikan pelatihan untuk inovasi teknologi kecerdasan buatan serta pemasarannya ke siswa lokal.
Namun, hal tersebut dapat dihentikan karena produksi perangkat keras Google yang diproduksi di negara tersebut rencananya akan dipindahkan demi menghindari tarif produksi yang 'dimahalkan'.
Selain Google, perusahaan pembuat video game asal Jepang yakni Nintendo juga dikabarkan akan memindahkan pabriknya dari Cina. Bahkan, Nintendo dikabarkan telah memindahkan produksi konsol video game-nya ke Asia Tenggara. Hal tersebut dilakukan karena konsol video-game merupakan bisnis dengan margin yang rendah dan sangat beresiko terhadap perubahan tarif produksi. Selain itu, Nintendo juga merupakan perusahaan yang mengandalkan bisnis produksi konsol video-gamenya.
Seorang juru bicara Nintendo tidak mengkonfirmasi atau menyangkal bahwa perusahaan tersebut akan memindahkan pabriknya dari Cina.
"Sebagian besar komponen untuk konsol Nintendo Switch diproduksi di Cina. Untuk menekan harga produk kami agar tetap murah untuk konsumen, jarak pengiriman logistik dengan tempat produk kita diproduksi menjadi sangat penting," kata juru bicara Nintendo yang tidak disebutkan namanya tersebut.
Namun, Nintendo sendiri akan tetap mengikuti tarif dan selalu mengeksplorasi pilihan atau langkah lain demi menekan harga produknya.
Walaupun ada beberapa cadangan lokasi pabrik lain, namun Cina tetap saja menjadi pusat produksi yang sangat penting. Karena, pemasok bahan, infrastruktur, konektivitas dan jaringan listrik di Cina tetap lebih baik dibandingkan negara-negara lain dalam hal produksi.
"Cina tetap menjadi 'paket total' manufaktur. Efisiensi manufaktur di Cina memiliki kelebihan di antaranya pada berapa banyak pemasok yang berlokasi di dekatnya, seperti apa kualitas jalan dan pelabuhan dan infrastruktur, kualitas dan kapasitas listrik," " kata profesor Sekolah Bisnis Stern Universitas New York Joseph Foudy.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping dijadwalkan bertemu di Konferensi Tingkat Tinggi negara-negara G20 pada akhir bulan ini. Trump telah mengancam untuk meningkatkan tarif pada US$ 300 miliar ekspor Cina lainnya, apabila Xi Jinping tidak menghadiri pertemuan tersebut. Jika negosiasi tidak berakhir dengan baik, perusahaan AS di Cina mungkin akan lebih serius mempertimbangkan untuk memindahkan produksi dari Cina.(dtf)