Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisindaily.com-Samosir. Sekitar 5.000 hektar lebih Areal Penggunaan Lain (APL) di Tele, Kabupaten Samosi, Provinsi Sumatra Utara kini bagai gadis jelita nan cantik. Banyak pihak yang ingin memiliki. Bukan hanya pohon kayu alamnya ditebangi dijadikan uang, lahan di sana juga menjadi rebutan orang berduit.
Lokasi hutan yang dikeluarkan negara dari kawasan hutan negara kepada Pemerintah Kabupaten sebagai APL untuk mendukung pertanian mewujudkan kesejahteraan masyarakat itu dulunya rimbun dengan tegakan pohon kayu alam. Namun kini menjadi ajang untuk bagi bagi lahan bagi oknum pejabat dan orang berduit.
“Banyak pejabat memiliki lahan di APL Tele," sebut seorang warga Desa Partungko Naginjang, Kecamatan Harian, Marhusa Hutasoit, kepada wartawan, Kamis (20/6/2019), di Samosir
Menurutnya, para pejabat itu, baik dari Pemkab Samosir maupun pejabat lainnya, sering mendatangi lahan yang yang telah dikavling untuk dikelola menjadi lahan pertanian. “Biasanya mereka datang ke sini,” ujarnya.
Marhusa merinci beberapa nama pejabat dari Pemkab Samosir, mantan pejabat, DPRD dan lainnya.
Dijelaskannya, lahan para pejabat itu kebanyakan berada di sekitar Batu Napal. “Jalan ke lokasi yang akan dikelola PT Gorga Duma Sari (GDS) namun batal karena direktur perusahaan itu tersangkut hukum karena perusahaan itu tidak memiliki izin lingkungan,” imbuhnya.
Anehnya lagi, diceritakan Marhusa, sebagai warga yang lahir dan besar di sana, ada penduduk yang tidak bisa mengerjakan lahan. “Dulu kami pernah menanam jeruk, sudah umur 1 tahun, tapi diusir,” katanya.
Seperti diketahui, persoalan APL Tele sudah menjadi masalah yang mengemuka di Kabupaten Samosir. Namun Pemkab Samosir sebagai pemegang otoritas di areal itu sepertinya tidak berani mengambil tindakan tegas sampai saat ini.
Ketika PT GDS menjadi 'korban' pengelolaan APL Tele oleh mereka yang menamakan diri para pecinta lingkungan, saat ini lokasi itu terus mengalami pembalakan.
“Para pecinta lingkungan itu idealnya terus melakukan penyelamatan APL Tele,” sebut pegiat antikorupsi, Dian P Sinaga yang telah melakukan penelusuran.
Ia mengatakan, karena masalah APL Tele telah semakin kompleks, dirinya akan menemui para perantau Samosir di Jakarta.
“Karena di APL itu telah banyak kepentingan, saya perlu dukungan semua pihak termasuk perantau,” tegasnya.