Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Jejak karya sastra, kepenyairan dan kisah hidup "Sang Musafir" Amir Hamzah, tidak pernah habis untuk dibahas. Penyair berdarah Melayu ini yang dijuluki Raja Penyair Pujangga Baru ini, masih menyisakan sejumlah catatan sejarah yang belum terungkap ke publik, termasuk di daerah asalnya, Langkat, Sumatra Utara (Sumut).
Menyadari itu, Dewan Perpustakaan Sumut menggelar acara bedah buku Literasi Melayu pada Jumat mendatang (12/7/2019). Salah satunya dengan membedah bedah buku Sang Musafir Kata yang digelar di Perpustakaan & Arsip Sumut, Jalan Katamso, Medan, jam 8.30 WIB. Demikian dikatakan salah seorang anggota Dewan Perpustakaan Sumut Shafwan Hadi kepada medanbisnisdaily.com, Senin (8/7/2019)
"Dewan Perpustakaan Sumut yang menyelenggarakan. Bagi yang berminat mengikuti diskusi ini bisa mendaftar di gedung Pascasarjana UMN Al Washliyah, Jalan Garu 2, Sisingamangaraja Medan," kata Shafwan.
Melengkapi informasi, Amir Hamzah adalah salah satu sosok kontroversial di Indonesia. Pembicaraan tentangnya hingga kini tak pernah usai, baik dalam kapasitasnya sebagai sastrawan maupun sebagai salah seorang tokoh pergerakan nasional.
Namun dalam sebuah laporan investigasi Majalah Tempo, edisi 14 Agustus 2017 lalu, Amir disebut-sebut sebagai spionase Belanda. Pernyataan ini kemudian disanggah cucu Amir Hamzah, Tengku Rina Usman dan sejarawan Ichwan Azhari dalam sebuah seminar yang digelar di Unimed Jumat, 13 April 2018 lalu. "Amir Hamzah adalah sosok nasionalis, hal itu dapat dilihat dari karya-karyanya," kata Ichwan kala itu.