Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar, Meutya Hafid memilih merendah karena namanya masuk bursa bakal calon (Balon) Wali Kota Medan. Menurutnya, pencalonan di Pilkada Medan 2020 merupakan keputusan dan kebijakan partai.
"Itu nanti tergantung perintah dan penugasan partai," ujarnya ketika dikonfirmasi, Selasa (9/7/2019).
Mantan jurnalis televisi itu mengaku sejauh ini dirinya belum mendapat perintah partai untuk melakukan konsolidasi terkait Pilkada Medan. "Untuk saat ini tidak ada (perintah partai), masih ditugaskan fokus di DPP Partai Golkar dan Fraksi Golkar," ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah nama mulai bermunculan jelang pelaksanaan Pilkada Medan 2020 mendatang. Jika Partai Gerindra punya Dahnil Anzar Simanjuntak dan Ihwan Ritonga, Partai Demokrat punya Jansen Sitindaon. Partai Golkar juga tidak mau kalah.
Di mana, Partai yang identik dengan pohon beringin itu memasukkan nama Meutya Hafid sebagai salah satu Balon Wali Kota Medan.
"Memang nama (Meutya Hafid) belum pernah dibahas untuk Pilkada Medan. Tapi, kalau dia mau, saya mendukung," ujar Sekretaris DPD I Golkar Sumut, Riza Fakhrumi Tahir, saat ditemui di Sekretariat Kosgoro 1957, Jalan Sei Bagerpang, Medan, Senin (8/7/2019) malam.
Menurutnya, sosok Meutya Hafid memiliki banyak kelebihan salah satunya memiliki jarigan yang luas di pemerintah pusat.
"Selain karena sosok seorang wanita, saya dukung (Meutya Hafid) karena memang memiliki jaringan yang luas. Ini kaitannya dengan kebijakan ketika memimpin nantinya," ungkapnya.
Riza menyebut ada 2 persoalan utama di Kota Medan yang sampai saat ini belum mampu terselesaikan. Pertama, masalah banjir. Kedua, persoalan kemacetan.
"Banjir tidak bisa diatasi oleh seorang wali kota, butuh dukungan pemerintah pusat. Banjir tidak selesai hanya dengan mengorek drainase, sementara sungai yang ada di Medan sudah terkena sendimentasi, butuh bantuan dari pemerintah pusat," urainya.
Ia mencontohkan Kota Surabaya yang dipimpin oleh Wali Kota Tri Rismaharini. Meski seorang wanita, menurutnya Risma berhasil merubah Kota Surabaya menjadi lebih baik.
"Surabaya itu lebih besar dari Medan. wali kotanya seorang wanita, kenapa di Medan tidak bisa seperti itu," ungkapnya.
Bukan hanya itu, Riza juga memuji sosok anggota DPR RI dapil Sumut I itu yang tidak memiliki catatan minus. "Track record (rekam jejak) Meutya Hafid bersih," urainya.