Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tangerang. Maxindo Renault Indonesia tak hanya ingin jadi distributor Renault di Indonesia. Anak usaha grup Nusantara ini juga berniat menjadi agen pemegang merek (APM) Renault, dengan membuat fasilitas perakitan di Indonesia.
"Saya sampaikan, bahwa visi kami ke depan adalah memproduksi mobil secara CKD (completely knocked down) di Indonesia. Jadi kami ingin, Renault di Indonesia itu betul-betul signifikan, kami ingin besar," terang Chief Operation Officer Maxindo Renault Indonesia, Davy J Tuilan, di Tangerang Selatan.
Davy mengatakan pembahasan pembentukan fasilitas CKD Renault di Indonesia saat ini sedang dibahas oleh Renault-Nissan-Mitsubishi. Bagi yang belum tahu ketiga merek tersebut menjalin aliansi bisnis seperti halnya Volkswagen dan Toyota.
"Diskusinya memang sudah ada. Tapi kapan kami umumkan hasilnya? Itu belum bisa diputuskan sekarang, karena juga masih banyak visibilitas start-nya yang harus kami tempuh dalam proses ini," terang Davy.
Tak hanya menggelar diskusi internal, menurut Davy Renault Indonesia juga sudah menjalin komunikasi dengan Kementerian Perindustrian untuk membahas hal itu.
"Kemarin kan Pak Putu Juli Ardika (Kemenperin) juga ngomong kalau Renault sudah datang ke Kemenperin, kami udah ngomong, niatan kami seperti apa," kata Davy.
"Dan kami memang harus CKD, karena kalau impor kuota pasti dibatasi. Nggak bisa besar kami, karena bisnisnya ditakar. Tapi bukan karena itu aja, kami juga tahu kalau ingin bersaing lebih heboh lagi di Indonesia, ke depan harus dalam bentuk CKD," pungkas Davy.
Saat ini Maxindo Renault Indonesia memasarkan dua model mobil, Kwid di segmen mobil LCGC dan Koleos di segmen SUV. Kedua mobil ini masih diimpor secara utuh masing-masing dari India dan Korea Selatan. Pada ajang GIIAS 2019 nanti, Renault berencana memperkenalkan satu model lagi, yakni Triber yang diimpor dari India.(dto)