Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Bangkok. Otoritas keamanan Thailand tengah memburu lebih dari 10 tersangka terkait rentetan ledakan bom di Bangkok, pekan lalu.
Enam bom meledak di sejumlah lokasi berbeda di Bangkok pada Jumat (2/8) lalu, saat Thailand tengah menjadi tuan rumah pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN dan mitranya dari negara kekuatan dunia seperti Amerika Serikat (AS), Cina dan Rusia.
Otoritas setempat menyebut enam bom molotov juga meledak di Bangkok bagian tengah pada hari yang sama. Dua ledakan di antaranya memicu kebakaran di sebuah pusat perbelanjaan di distrik yang populer bagi turis.
Pada Sabtu (3/8/2019) lalu, tiga bom lainnya meledak di sedikitnya tiga mesin ATM di Provinsi Pattani. Tidak ada korban luka akibat ledakan itu dan belum ada satupun kelompok maupun pihak tertentu yang mengklaim bertanggung jawab.
"Ada lebih dari 10 orang yang terlibat, yang perlu ditangkap, didakwa dan diselidiki terkait kasus tersebut," ucap Perdana Menteri (PM) Thailand, Prayuth Chan-O-cha, seperti dilansir Reuters, Selasa (6/8/2019).
"Kita tidak mengatakan saat ini soal siapa yang ada di balik serangan, tapi mereka tidak berperasaan dan kejam dengan tujuan untuk menciptakan kekacauan bagi negara ini saat segala sesuatu berjalan di bawah pemerintahan demokratis," imbuhnya.
Sejauh ini dua pria telah ditahan otoritas Thailand. Keduanya dituduh menanam dua bom -- yang sebelumnya disebut palsu -- di luar markas utama Kepolisian Thailand di Bangkok pada Kamis (1/8/2019) lalu.
Kedua pria yang tidak disebut identitasnya itu dilaporkan berasal dari Narathiwat, salah satu provinsi yang dihuni komunitas Melayu-Muslim terbesar di Thailand bagian selatan. Wilayah tersebut telah dilanda pemberontakan sejak satu dekade terakhir, yang menewaskan nyaris 7 ribu orang.
Akhir pekan lalu, seperti dikutip Bangkok Post, Kepala Kepolisian Nasional Thailand, Jenderal Polisi Chakthip Chaijinda, menyebut bahwa penyelidikan awal menunjukkan rentetan ledakan bom mungkin dilakukan kelompok pemberontak yang sama, yang mendalangi serangan bom di tujuh provinsi di Thailand pada Agustus 2016.
"Meskipun itu kelompok yang sama, kali ini mereka menggunakan anggota-anggota baru yang tidak memiliki catatan kriminal untuk melancarkan serangan di Bangkok," sebut Chakthip dalam pernyataannya saat itu.
Penyelidikan terkait rentetan ledakan bom ini terus berlanjut.(dtc)