Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kepala Dinas Pendidikan Sumatra Utara, Arsyad Lubis berbicara tentang dinamika pembangunan di Kota Medan. Dia mengungkapkan keprihatinannya. Sama seperti yang dirasakan masyarakat pada umumnya.
Salah satu contoh, terang Arsyad, adalah soal pengelolaan parkir. Tidak sedikit warga merasa seperti diperas saat membayar uang parkir kepada oknum yang tak jelas. Diragukan pembayaran penitipan sepeda motor atau mobil tersebut lari ke kantong orang yang tidak berhak. Bukan kepada pemerintah sebagai sumber pendapatan.
"Sudah dari dulu seperti itu, sangat memprihatinkan, belum tentu kendaraan kita aman," ujarnya kepada medanbisnisdaily.com di sela-sela mengikuti senam pagi bersama Ketua Tim Penggerak PKK Sumatera Utara yang juga isteri Gubernur Edy Rahmayadi, Nawal Lubis, di kawasan Merdeka Walk Medan, Minggu pagi (18/8/2019).
Terang Arsyad, Medan membutuhkan wali kota yang memiliki kapasitas kepemimpinan kuat. Sekelas Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, agar arah pembangunan kota beserta masyarakatnya kian jelas. Pemimpin yang kuat dalam arti tidak bisa didikte pihak lain di luar pemerintahan. Tetapi melangkah teguh sesuai tujuan.
"Ibu Risma itu berjanji mewakafkan dirinya demi baiknya pembangunan Kota Surabaya. Bahkan dia tidak takut mati, yang diucapkannya sesuai dengan yang dikerjakan," tegasnya.
Tahun depan Kota Medan menjadi satu dari 23 kabupaten/kota di Sumut memilih kepala daerah. Secara serentak pada September 2020. Sejumlah nama mulai menyatakan niatnya ikut dalam pencalonan. Dengan berbagai janji guna memikat masyarakat agar mendukung.
Oleh pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Suluh Muda Indonesia, Kristian Redison Simarmata, disebutkan ada tujuh syarat mutlak yang harus dimiliki setiap kandidat agar layak dipilih. Di antaranya; muda dan baru, memiliki integritas tinggi, jujur dan bersih, inovatif, berani, terbuka serta agresif.