Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Nilai tukar rupiah hanya berhasil menguat tipis 0,11% ke level 14.250/dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah menjadi yang paling sensitif terkait adanya keputusan dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 21-22 Agustus 2019 ini.
"Tentu diharapkan langkah kebijakan BI bisa memberikan respon positif bagi pergerakan rupiah ke depannya. Karena besaran suku bunga nanti akan sangat mempengaruhi kinerja rupiah," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Rabu (21/8/2019).
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini ditutup melemah 42 poin atau turun 0,67% di level 6.252. Level tertinggi IHSG berada di level 6.308 dan terendah berada di level 6.247. Pelemahan saham ini berimbas pada 8 sektor saham kecuali saham sektor agro yang berhasil menguat 0,5%
Pelemahan IHSG hari ini seiring dengan tekanan jual investor menunggu hasil keputusan RDG BI pada 21-22 Agustus 2019 ini yang diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan atau BI7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75%.
Pertengahan Juli 2019 lalu, BI telah melakukan menurunkan suku bunga acuan 25 bps sehingga trend suku bunga berada di level 5,75%. Penurunan suku bunga ini dilakukan untuk mendorong perlambatan ekonomi di Indonesia dan mendongkrak pertumbuhan sektor properti di tanah air. "Dalam RDG BI kali ini tidak semua pelaku pasar mendukung adanya penurunan suku bunga BI kembali dibulan ini hal ini seiring dengan trend nilai tukar rupiah yang masih dalam kategori stabil," kata Gunawan.
Disamping itu, The Fed juga belum memberikan adanya pelonggaran suku bunga lanjutan sehingga BI juga harus mempertimbangkan arah kebijakan yang tepat terkait suku bunga acuan.
Tidak hanya IHSG yang diserang aksi wait and see, saham-saham di bursa global juga memghadapi situasi yang sama. Keputusan penurunan lanjutan suku bunga The Fed direspon 50% akan terjadi dan 50% tidak akan terjadi. Hal ini seiring dengan respon The Fed yang cenderung akan mempertahankan suku bunga acuannya sementara Presiden Donald Trump kembali mempengaruhi The Fed untuk menurunkan suku bunga acuannya seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat.