Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Banyumas - Edi Pranoto (49) anak keempat Misem (76) tidak pernah menyangka jika hilangnya empat anggota keluarganya akibat dibunuh oleh kakak dan keponakannya sendiri. Selama empat tahun lebih dirinya sempat berupaya mencari keberadaan keempat keluarganya tersebut.
"Saya jarang di sini (Banyumas), (tinggal) di rumah mertua. Empat tahun lebih, saya tanya keluarga nggak ada yang tahu, lingkungan nggak ada yang tahu, kalau nggak tahu..nggak tahu mau, bagaimana lagi," kata Edi kepada wartawan usai menyaksikan prarekonstruksi di rumah ibunya, Misem, Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan Banyumas, Rabu (28/8/2019).
Edi mengaku sempat mendapatkan informasi jika dua korban yakni kakaknya Supratno dan keponakannya Vivin tinggal di Purwokerto. Atas dasar informasi itu, dia sempat mencari keponakannya Vivin di kampus IAIN Purwokerto saat itu.
"Saya sempat ke Purwokerto, ke kampus STAIN (IAIN saat ini), ke kosan, ke teman sekolahnya, temannya pada bilang sudah beberapa hari tidak kuliah," jelasnya.
Selama ini Edi tinggal bersama istri dan mertuanya di Desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor, Banyumas. Sedangkan Misem tinggal bersama ketiga anaknya, Supratno alias Ratno (51) anak pertama, Sugiono alias Yono (46) anak ketiga dan Heri Sutiawan alias Heri (41) anak kelima serta cucu Misem, Vivin Dwi Loveana alias Pipin (22), anak dari Supratno.
Sementara Saminah, anak kedua Misem tinggal di rumah sebelah yang berjarak 5 meter bersama ketiga anaknya, Saniah Roulita alias Sania (37), Irfan Firmansyah alias Irfan (32) dan Achmad Saputra alias Putra (27). Keempatnya kini menjadi tersangka.
"Apalagi kan saya punya keluarga sendiri. Jadi ngurusin keluarga, pikiran tetap pikiran (4 orang keluarganya hilang). Saya juga sudah lapor ke Polsek, setelah pergi seminggu," ucapnya.
Setelah kejadian ini, Edi berencana membawa sang ibu, Misem tinggal bersamanya.
"Ibu Misem rencana nanti ikut saya. Tetapi namanya orang tua maunya di rumah sendiri, nanti paling di kasih rewang (ART)," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Edi bercerita bahwa para pelaku yakni Saminah dan tiga anaknya jarang berkomunikasi dengannya.
"Jarang ada komunikasi memang. Orangnya tertutup," ucapnya.
Kini Edi menyerahkan semua prosedur hukum kepada pihak kepolisian. Namun dia berharap agar hukuman terhadap para tersangka semaksimal mungkin.
"(hukuman) kalau saya pasrahkan kepada yang kuasa, hukuman kejahatan seumur hidup. Kalau tidak seumur hidup bisa mengancam keluarga yang lain, bisa ibu saya, seumur hidup lah," tuturnya. dtc