Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Setelah dibuka melemah di level 14.208/dolar Amerika Serikat (AS), nilai tukar rupiah berhasil berbalik arah dan menguat 0,239% di level 14.193/dolar AS.
"Meskipun penguatan rupiah tidak signifikan, tapi kinerjanya diharapkan bisa lebih baik pada perdagangan besok. Karena memang belum ada sentimen yang bisa menyokong kinerja rupiah," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Rabu (4/9/2019).
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini berada di 2 zona hingga akhirnya ditutup menguat tipis sebesar 8 poin atau 0,129% di level 6.269. IHSG pun berada dalam rentang yang sempit di level 6.273-6.239.
Sedangkan indeks saham di berbagai bursa Asia, hari ini berhasil berbalik arah dimana indeks Hangseng naik 3,95%, Indkes Kospi naik 1,27%, Indeks Shanghai naik 0,94%, Dan indeks STI naik 1,51%. Namun indeks bursa saham Wallstreet mengalami pelemahan dimana Indeks Dow Jones turun 1%, indeks NYSE turun 0,577%, indeks Nasdaq turun 1,11% dan indeks S&P 500 turun 0,69%.
Gunawan mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang melambat kini memberikan ancaman resisi di sejumlah negara maju. Ancaman resesi ini semakin meningkat kala AS dan Cina masih saling serang tarif impor barang. Tak hanya itu, bunga investasi jangka panjang di Bond AS yang lebih rendah dari jangka pendeknya juga memberikan sinyal resesi bagi AS.
Baru-baru ini, kontraksi ekonomi Turki periode April hingga Juni 2019 negatif 1,5% (you) serta inflasi bulan Juli di Turki mencapai 16,55% (you) membuat Turki mengalami resesi. Tak hanya Turki, Hongkong juga megalami resesi dimana indeks manager pembelian atau Purchasing Manager's Index (PMI) merosot 40,8 pada Agustus dari sebelumnya 43,8 pada Juli 2019. penurunan ini diikuti oleh lesunya aktivitas sektor swasta di Hongkong.
Meskipun tekanan ekonomi global saat ini jelas terjadi, pertumbuhan ekonomi dalam negeri tahun ini masih optimis berada di level 5,0%-5,2%. Berbagai stimulus kebijakan pemerintah diperkirakan mampu menopang aktivitas ekonomi di berbagai sektor baik manufaktur, infrastruktur, keuangan maupun properti.
"Meskipun terkesan belum mendapatkan respon dari investor maupun negara lain, saya kira setidaknya Indonesia masih terhindar dari resesi yang terjadi di beberapa negara," kata Gunawan.