Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Meski pendatang baru di Partai Gerindra, Dahnil Anzar Simanjuntak ternyata memiliki pengaruh di internal partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu. Betaap tidak, ia kini digadang-gadang menjadi kandiat kuat menjaid calon Wali Kota Medan pada Pilkada Serentak 2020. Bahkan, mantan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah ini mengklaim diperintah Prabowo ikut Pilkada Medan 2020.
"Saya tidak mungkin kesini (Medan) kalau pak Prabowo gak nyuruh. Ingatloh, saya ini jubir pak Prabowo, jadi gak mungkin habis waktu saya ke Medan ninggali tanggungjawab saya," ujar Dahnil saat meresmikan Bengawan Kupie di Jalan Sei Serayu, Medan, Sabtu (7/9/2019) malam.
Meski dapat dukungan dari Prabowo, bukan berarti langkah Dahnil maju nyalon Wali Kota Medan bakal mulus. Soalnya, pesaing cukup banyak dan potensial, baik di internal partai maupun eksternal yang memiliki jaringan di internal Partai Gerindra.
Selain Dahnil, beberapa nama lain dari kalangan internal Partai Gerindra juga muncul sebagai bakal calon wali kota, di antaranya Ihwan Ritonga, kader senior yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD Medan, peraih suara terbanyak untuk terpilih lagi menjadi anggota DPRD Medan pada pemilu Serentak 2019..
"Gakpapa, silahkan saja. Jadi semakin banyak yang ingin ikut kontestasi maka semakin baik, intinya masyarakat disajikan pilihan yang banyak, saya pikir dalam prinsip saya fastabiqul khairot itu ya baik saja," ujar Dahnil.
Dia pun memastikan bahwa tidak akan maju Pilkada Medan kalau bukan dari Partai Gerindra. Namun, tetap ingin membentuk koalisi dengan partai lain.
"Tentu saya akan maju kalau Gerindra yang mencalonkan. Secara official tidak akan maju pilkada Medan di luar Partai Gerindra. Karena yang pertama harus mendorong saya adalah pak Prabowo dalam hal ini saya kader Gerindra, sama seperti teman-teman yang lain, jadi tentu saya tidak ingin Gerindra sendiri, tentu berkoalisi dengan partai lain," paparnya.
Sebagai official juru bicara Prabowo, ia mengaku akan tetap berkonsultasi dengan Ketua Umum Partai Gerindra itu.
"Selama ini pak Prabowo bilang coba lihat antusiasme masyarakat Medan, memang pak Prabowo dan bang Sandi ingin memastikan di 270 Pilkada se Indonesia itu bisa dihadirkan tokoh punya kapasitas dan integritas, jadi bila perlu tokoh muda, ini jadi perhatian pak Prabowo dan bang Sandi," paparnya.
Seperti diketahui Ihwan Ritonga juga telah menyatakan kesediaannya maju Pilkada Medan, dan tinggal menunggu restu Prabowo.
"Kalau saya sebagai kader, menerima apapun keputusan partai," ujar Ihwan ketika dimintai konfirmasi, Jumat (26/4/2019).
Namun, jika diberikan kepercayaan ia kan bekerja semaksimal mungkin. "Saya apresiasi kalau partai memperjuangkan kader yang berprestasi. Untuk saat ini kita masih menunggu penetapan oleh KPU," ungkapnya.
Sebelumnya, Ketua DPC Gerindra Medan, Bobby O Zulkarnain menyebut kans Ihwan Ritonga diusung partainya di Pilakda Serentak 2020 cukup besar.
"Beliau (Ihwan) salah satu kader terbaik Gerindra di Medan. Berdasarkan hitungannya bisa meraih 22.000 suara. Itu prestasi yang luar biasa. Karena kader terbaik, tentu menjadi prioritas utama. Selama ini kita lihat dia berbuat, dan popularitasnnya juga cukup tinggi," bebernya.
Survei Lembaga Kajian Kebijakan (LKK) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Polisik Universitas Islam Sumatra Utara (FISIP UISU) menyebutkan, elektabilitas Ihwan Ritonga cukup lumayan, yakni 7% di bawah balon petahana, Dzulmi Eldin. Posisi ketiga Bobby Nasution 5,4% dan Akhyar Nasution 3,8 %. Selanjutnya ada Salman Alfarizi 2%, Kahiyang Ayu 1,5%, Dedi Iskandar Batubara 1,4%, Maruli Siahaan 1%, Abyadi Siregar 0,8%, Edy Ikhsan 0,6%, Datuk Saiful Azhar 0,6%, dan lainnya 5,8 %.
"Ini hasil survei bulan Juni. Bisa saja beberapa bulan ke depan berubah, itu juga tergantung atau dipengaruhi konstelasi politik ditingkat nasional," kata peneliti LKK Fisip UISU, Ridwan Nasution, di Kampus UISU, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Kamis (1/8/2019).
Menurutnya, munculnya nama Ihwan Ritonga dan Bobby Nasution yang merupakan tokoh muda cukup mengejutkan. Apalagi selisihnya dengan petahana tidak cukup signifikan.
"Untuk putri Jokowi mungkin karena suaminya Bobby Nasution yang orang Medan," imbuhnya.