Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Politisi Gerindra sekaligus Anggota DPR RI terpilih periode 2019-2024 Partai Gerindra Andre Rosiade membeberkan akan ada pabrik semen Cina yang mau dibangun di dekat wilayah ibu kota baru, di Kalimantan Timur.
Pabrik semen tersebut bernama Hongshi Holdings yang berlokasi di Kabupaten Kutai Timur. Menurut Andre, pabrik tersebut dapat mematikan industri semen nasional. Pasalnya, pemerintah akan segera membangun ibu kota baru dengan berbagai infrastruktur yang tentunya perlu pasokan semen dalam jumlah besar.
"Patut diduga pembangunan ibu kota baru akan dinikmati oleh pabrik semen Tiongkok baru yang akan dibangun di Kutai Timur, Kalimantan Timur. Hong Shi namanya. Bayangkan saja ibu kota baru yang akan dibangun sampai Rp 500 triliun kemungkinan besar pabrik semennya pun pabrik semen Hongshi," kata Andre di kantor pusat KPPU, Jakarta, Senin (9/9/2019).
Andre pun mempertanyakan tujuan pembangunan pabrik Hongshi tersebut.
"Pertanyaannya, pabrik semen baru ini untuk kepentingan bangsa atau untuk memfasilitasi investor-investor Tiongkok yang masuk ke Indonesia?
Andre memaparkan, saat ini Indonesia mengalami surplus produksi semen. Sehingga, menurutnya tak perlu lagi ada pabrik semen baru dari Cina. Untuk itu, ia meminta Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto untuk menghentikan pembangunan pabrik semen Hongshi.
"Pak Jokowi harus minta Airlangga Hartanto untuk melakukan moratorium pembangunan pabrik semen baru. Karena kita produksi 110 juta ton, konsumsi hanya 75 juta ton. Kita surplus 35 juta ton. Dengan pertumbuhan industri semen hanya 4% per tahun, sampai tahun 2030 kita tidak perlu bangun pabrik baru," beber Andre.
Dampak lainnya, ia mengatakan, apabila industri semen nasional mati, maka buruh-buruh semen terancam kehilangan pekerjaan. Bahkan, Andre menyebutkan pabrik-pabrik semen nasional sudah mulai melakukan PHK terhadap ratusan buruh semen Indonesia.
"Pabrik semen sudah terjadi PHK itu untuk karyawan outsourcing. Di Baturaja 350 sudah dilepas, di Padang (Semen Padang) pun sudah ada 100-200 dilepas, bahkan mungkin ada 1000an lagi yang dilepas di Padang. Di Holcim 600 karyawan outsourcing dilepas. Yang kontraknya sudah habis itu tidak diperpanjang lagi, dan itu terjadi di seluruh pabrik semen di Indonesia," sebut Andre.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Pengkajian dan Pengembangan Organisasi FSPISI Asep Enuh mengungkapkan, saat ini pabrik-pabrik semen Indonesia tengah melakukan efisiensi demi bersaing dengan pabrik semen Cina. Hal tersebut berimbas kepada buruh semen Indonesia.
"Dampak kepada buruh atau pun karyawan semen PHK sudah terjadi. Fasilitas sebagai buruh semen sudah dikurangi karena perusahaan melakukan efisiensi dengan adanya dugaan predatory pricing dari pabrik-pabrik semen Tiongkok yang menurunkan harga, praktis perusahaan juga. Sehingga Net Profit Margin perusahaan-perusahaan semen yang ada di Indonesia itu turun," jelas Asep.(dtf)