Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Rion Arios, bukanlah orang baru di PDIP. Sudah sejak 2001, ia bergabung dengan partai besutan Megawati Soekarnoputri, yang diawali dari Banteng Muda Indonesia (BMI) di Kecamatan Medan Deli. Dengan modal dasar itu, Rion memberanikan diri mendaftar dan meramaikan bursa bakal calon (Balon) wali kota pada penjaringan yang dilakukan DPC PDIP Medan.
"Saya sudah 18 tahun jadi kader (PDIP). Telah mengikuti berbagai macam kegiatan dan pelatikan partai, jadi sudah paham tentang strategi partai. Dengan itu saya memberanikan diri mendaftar sebagai calon wali kota dari kalangan internal," ujar Arios di Sekretariat DPC PDIP Medan, Jalan Sekip Baru, Medan, Sabtu (14/9/2019) malam.
Sebagai kader, tentunya dia merasa terpanggil. Sebab, pada penjaringan yang dibuka PDIP hanya beberapa kader yang memberanikan diri mendaftar.
"Semakin banyak calon, maka semakin bagus. Kita bisa jadi pilihan alternatif, apapun itu keputusan akhir ada di DPP," terang pria yang berkarir sebagai wartawan tahun 2008-2012 itu.
Terlepas dari itu semua, keinginannya mendaftar ke tim penjaringan yakni ingin menghempang calon yang berkeinginan diusung PDIP dengan bermodalkan uang.
"Di PDIP itu banyak kader potensial bisa diusung. Uang memang penting, tapi bukan segala-galanya," urainya.
Pria yang berporofesi sebagai pengacara ini ingin menyuarakan kepentingan masyarakat di kawasan Medan Utara. Sebab, selama ini kurang mendapat perhatian.
"Siapapun pemimpin Medan, Medan Utara selalu tertinggal. Padahal penduduknya padat, pendapatan yang di dapat dari sana besar," ungkapnya.
Menurutnya, salah satu persoalan di Medan Utara yang begitu terlihat, yakni mengenai minimnya jumlah SMP dan SMA Negeri.
"Di Medan Utara itu SMP negerinya ada 5 dan SMA negeri ada 4. Pemberlakuan zonasi membuat banyak anak-anak Medan Utara yang tidak bisa masuk sekolah negeri, mau mendaftar ke sekolah favorit tidak bisa karena terkendala zonasi. Mau mendaftar yang sesuai zonasi tidak bisa juga karena kuota habis, ini yang belum terpikirkan," paparnya.