Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Pemerintah membuka kesempatan bagi masyarakat luas untuk ikut merancang desain ibu kota baru. Sejak 3 Oktober lalu, pemerintah sudah membuka kesempatan mendaftarkan gagasannya.
Berbagai desain unik pun muncul dari para peserta. Bahkan pesertanya pun ada yang masih mahasiswa, Bagus dan Irfan misalnya dua sekawan ini ikut serta mendaftar sayembara. Mereka mengaku sekarang berada di semester akhir jurusan Arsitektur Universitas Trisakti, Jakarta. Bagus dan Irfan menyatakan memiliki ide untuk mengadopsi budaya sekitar Kalimantan ke dalam pembangunan ibu kota baru.
"Yang jelas sih konsep kami mau ngangkat sosial budaya di sekitar sana. Kami mau membawanya secara kontekstual ke dalam pembangunan kota," kata Bagus ditemui di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Jumat (18/10/2019).
Mereka tak hanya berdua, masih ada tujuh mahasiswa lain dalam kelompoknya dan satu dosen untuk merancang ibu kota baru. Menurutnya, dia dan kawan-kawannya penasaran dan ingin mencoba tantangan besar merancang ibu kota baru.
"Kita lebih ke penasaran aja sih, pengin nyoba. Ini kan hal baru, ini kan besar juga skalanya. Coba hal baru kenapa nggak," kata Irfan.
Selain mahasiswa seperti Irfan dan Bagus, ada juga arsitek profesional yang ikut serta mendaftarkan gagasan desain di sayembara ibu kota baru. Salah satunya, Budi Santosa dari Banyumas.
Budi dengan timnya memiliki konsep berupa eksklusivitas gedung pemerintahan. Ibu kota baru menurutnya tidak bisa menjadi melting pot alias tempat yang berkumpul, mulai dari kegiatan pemerintah, ekonomi, dan politik.
"Ibu kota nanti harus baik secara sistem, satu sama lain terpisah. Tidak jadi melting pot yang kacau semua hal terkumpul jadi satu di situ," jelas Budi.
Budi mencontohkan, ibu kota baru jangan sampai jadi seperti Jakarta, karena semua urusan ada di Jakarta. Jika ada satu kekacauan, semua sektor kena imbasnya.
"Kalau di Jakarta misalnya, ada demo ada kacau satu, kacau semua, ada demo satu semua titik ekonomi lumpuh. Lain di Amerika orang demo di White House, Wall Street nggak ngaruh, karena beda-beda kawasannya," papar Budi. dtc