Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Berdasarkan penjelasan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Azhar Harahap, hanya Pemerintah Kabupaten Karo yang serius mengatasi penyebaran wabah kholera yang menyerang babi di sejumlah daerah di provinsi ini. Enam kabupaten lainnya yang diketahui banyak ternak babinya ikut terserang tidak demikian.
Kata Azhar saat hadir di rapat dengar pendapat dengan Komisi B DPRD Sumut, Selasa (5/11/2019), undangan penanggulangan bersama wabah kholera babi kepada tujuh pemkab hanya dihadiri kepala dinas peternakan dari Karo. Dari Deliserdang, Serdang Bedagai, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Dairi dan Toba Samosir tidak datang.
Padahal, terang Azhar, Pemprov sudah menyediakan anggaran sebesar Rp 178 juta guna mengatasi wabah tersebut secara bersamaan.
Anggota Komisi B dari daerah pemilihan Sumut 10, Franc Bernhard Tumanggor, menyesalkan sikap Pemkab Dairi tidak memenuhi undangan Azhar. Padahal, katanya, setidaknya terdapat sekitar 2.000 ekor babi di daerah tersebut terserang.
Sikap kesal Franc yang berasal dari Partai Golkar kian menguat karena mengetahui Bupati Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu, lebih sibuk mengikuti pameran busana "Eco Fashion" di Jakarta pekan lalu. Seharusnya dia lebih memberi perhatian serius terhadap persoalan yang dihadapi rakyat. Karena warga Dairi banyak yang tergantung pada ternak babi.
Tidak sedikit masyarakat Dairi yang tersebar di banyak tempat perekonomian keluarganya bergantung pada ternak babi. Jika wabah kholera yang sudah meluas tidak ditanggulangi dengan cepat, perekonomian daerah bisa terganggu.
"Contohnya, acara-acara adat (budaya) di Dairi selalu menjadikan babi sebagai penganan. Tapi kalau babi semua terserang kholera, tak ada lagi acara adat berlangsung. Ekonomi masyarakat goyang," tegas Franc.
Oleh Azhar saat ini serangan wabah kholera terhadap babi sudah meluas hingga ke 11 kabupaten di Sumut. Total terdapat sekitar 4.074 ekor babi yang mati.