Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berencana meminta TNI mengirim taruna Akademi Militer untuk belajar ke beberapa negara, termasuk Amerika Serikat. Rencana tersebut dikritik anggota Komisi I DPR Fraksi PKS, Abdul Kharis Almasyhari.
"Belum tentu (belajar di luar negeri menjadi lebih baik), tergantung negara mana. Jangan mandang luar (negeri) pasti lebih baik dong," kata Kharis di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Senin (18/11/2019).
Kharis menilai, jika rencana Prabowo terealisasi, pasti ada batasan waktu belajar untuk taruna yang dikirim tersebut. Dia mengatakan waktu yang wajar untuk seorang taruna belajar di luar negeri paling lama dua tahun.
"Kalau selama masa taruna, mungkin, apakah satu tahun atau setengah tahun tukar taruna, mungkin saja. Tetapi kalau selama jadi taruna sekolahnya di luar nggak mungkin," jelasnya.
Namun demikian, Kharis menyebut Komisi I bisa saja memanggil Prabowo untuk meminta penjelasan terkait rencana tersebut. Pemanggilan Ketua Umum Partai Gerindra itu dapat dilakukan setelah masa reses, yakni pada Januari 2020.
"Kalau nanti dipandang perlu, mungkin akan kita panggil lagi (Mehan)," ucap Kharis.
Diberitakan sebelumnya, Prabowo berencana meminta TNI mengirim taruna Akademi Militer untuk belajar ke sejumlah negara. Hal tersebut dimaksudkan Prabowo agar para taruna bisa mendapat pengetahuan militer dengan sudut pandang berbeda.
"Terkait dengan pelatihan, Menhan RI Prabowo Subianto berencana meminta TNI untuk mengirim taruna-taruna Akademi Militer Indonesia agar bisa belajar di masing-masing negara, termasuk ke Amerika Serikat, seperti ke West Point untuk Angkatan Darat, ke Air Force Academy untuk Angkatan Udara, dan ke Annapolis untuk Angkatan Laut," kata Staf Khusus Menhan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar-Lembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, dalam keterangannya, Sabtu (16/11). dtc