Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Labura. Menyongsong Pilkada 2020 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) Provinsi Sumatera Utara, 'suara gemuruh' dari para pendukung semakin meramaikan kabupaten yang bermotto 'Basimpul Kuat Babontuk Elok' itu. Lantas, siapakah yang akan menduduki posisi Nomor 1 di Labura serta bagaimana peta dukungannya?
Pengamat politik Labura yang juga Ketua Umum Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kabupaten Labura, Bambang Desriandi, menyebut bahwa peta dukungan dapat dikategorikan berdasarkan suku maupun kesamaan partai, namun dukungan berdasarkan kesamaan tempat tinggal tidak bisa diabaikan. Selain itu, kaum milenial juga dinilai memiliki dukungan yang nyaris sama.
"Dari pandangan sementara yang kita amati langsung di grassroot, dari 8 kecamatan, Hendri Yanto Sitorus (HYS) sosok yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Selain memimpin banyak organisasi dan seorang wakil rakyat dua periode, HYS juga notabene anak Bupati saat ini," kata Bambang kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (19/11/2019).
Sosok berikutnya, lanjut Sekretaris Umum Badko HMI Sumut Periode 2008-2010 itu, yaitu Dwi Prantara, Wakil Bupati saat ini yang merupakan birokrat murni yang awalnya sebagai guru sejak tahun 1986 di Kecamatan Kualuh Hulu. Sebagai Ketua Pujakesuma dengan penduduk Suku Jawa sekitar 40% di Labura, sangat mempengaruhi kemenangan pasangan Kharuddin Syah - Dwi Prantara pada 2015 lalu.
Dari kalangan pengusaha, lanjut Bambang, sosok H Rizal Munthe bakal menjadi energi baru dengan intensitas pertemuan di beberapa kampung dan komunitas. Sebagai sosok pengusaha yang sukses di tanah perantauan, Rizal kembali pulang untuk menjadikan kebih baik Labura, terlebih kampung halamannya di pesisir
"Di era disrupsi saat ini yang penuh tantangan dan tuntutan dengan kompleksitas masalah yang beragam diperlukan kapten, untuk istilah kapal, yang mampu menakhodai bahtera ini ke pulau harapan nan indah yang jelas landasan Pancasila Sila ke-5 yakni Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nah, oleh karenanya dibutuhkan sosok 'great leadership' yakni sosok rendah hati, mampu beradaptasi, visioner serta mau dan mampu melibatkan semua pihak. Indikator ini ada pada sosok Dwi perantara dan Hendri Yanto Sitorus," jelas Bambang.
Sosok lain, kata Bambang, H Yusrial Suprianto, Ketua PKB yang mampu membawa partainya masuk tiga besar di DPRD. Yusrial juga pernah jadi calon Wakil Bupati Labura tahun 2015 lalu.
"Paling tidak, basis konstituen PKB dan NU mampu mendongkraknya menjadi Nomor 1," jelasnya.
Menurut kacamata Bambang, Hendri Yanto punya basis di dua Kecamatan, Aekkuo dan Marbau serta hampir keseluruhan basis kaum milenial. Ditambah lagi secara global di delapan kecamatan merupakan konstituen Partai Golkar yang melonjak dengan tambahnya satu kursi di DPRD Labura pada tahun ini.
Adapun Dwi, selain suku Jawa yang dengan semboyannya 'sepi ing pamrih rame ing gawe' dan 'wes wayahe', Dwi merupakan Ketua Partai NasDem yang dihitung sukses dengan lahirnya satu fraksi tahun 2019.
'Belum lagi tambahan para siswa dan guru yang pernah berinteraksi sejak tahun 1986 Tentunya menambah pundi-pundi suara," katanya.
Untuk Yusrial dan H. Rizal memiliki basis massa di Kecamatan Aek Natas dan Na IX-X. Hal ini dikarenakan pada 2019 dapil itu hampir mencapai 3 kursi.
"H Rizal didukungnya sebagian elemen mahasiswa dan organisasi yang ingin perubahan baru dengan tagline 'tolakdinasti' yang sebagian berasal dari desa-desa yang kurang tersentuh pembangunan. Termasuk masyarakat pesisir maupun perbukitan," tambahnya.