Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Belawan. Penjualan ikan laut di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan dan tangkahan ikan di Jalan Young Panah Hijau, Labuhan Deli, Medan Marelan masih lesu, meski upaya berbagai pihak menyatakan tidak ada hubungan bangkai babi yang dihanyutkan di sungai berpengaruh bagi ikan bila dikonsumsi manusia.
"Hingga saat ini, penjualan ikan di Gudang KUD Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan yang merupakan pusat grosir ikan Kota Medan masih lesu dengan adanya isu bangkai babi yang hanyut di Sungai," ujar Togu Aritonang yang ditemui medanbisnisdaily.com di Gudang KUD Gabion Belawan, Kamis (21/11/2019).
Togu mengatakan, lesunya permintaan ikan ditandai dengan rendahnya pembelian para pedagang yang biasa paling sedikit memberi tiga viber atau 600 kg, kini hanya membeli satu viber saja atau 200 Kg.
"Dampak bangkai babi yang hanyut di Sungai sangat mempengaruhi sekali terhadap penjualan ikan, meski tidak ada hubungan dengan ikan laut yang dikonsumsi oleh manusia," ujar Togu.
Terpisah, Syamsul Bahri Nasution pedagang ikan di tangkahan nelayan Jalan Young Panah Hijau Lingkungan 7 Kelurahan Labuhan Deli, Medan Marelan mengatakan, akibat lesunya perdagangan ikan membuat sebagian besar nelayan mengurungkan niat ke laut menankap ikan.
"Alasan nelayan, bila ikan yang didapat dari melaut, harganya jatuh karena pembeli sangat sepi," ujar Syamsul.
Ia menyebutkan, dari sekitar 300 kapal nelayan yang bersandar di tangkahan Jalan Young Panah Hijau, hanya sekitar 20% yang turun melaut.
Sebelumnya, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumut, Zulfahri Siagian, mengimbau masyakat untuk tetap mengonsumsi ikan, karena ikan kaya protein hewani diperlukan bagi tubuh manusia dan ikan laut tidak tercemar dengan bangkai babi yang hanyut di Sungai.