Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) disebut-sebut bakal mengisi jabatan pimpinan di salah satu BUMN. Kabar itu menimbulkan penolakan dari beberapa pihak.
Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai ada beberapa permasalahan pelik dari BUMN yang perlu dibenahi Ahok. Kemampuan Ahok pun dipertanyakan untuk bisa menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
"Pertama ada permasalahan tata kelola BUMN berkaitan dengan tidak nyambungnya utang BUMN dan laba BUMN. Ini warisan dari Menteri BUMN sebelumnya. Dalam 5 tahun terlahir utang BUMN naik 60%. Sementara laba naik hanya 29%," kata Bhima dalam acara diskusi publik bertajuk 'Tolak Ahok Pimpin BUMN Milik Rakyat' di Pulau Dua Resto, Jakarta, Kamis (21/11/2019).
"Artinya utang yang dipupuk BUMN untuk bangun infrastruktur dan proyek sana-sini nggak korelasi dengan profit," tambahnya.
Bhima menilai permasalahan utang BUMN yang terus menumpuk merupakan masalah kritis. Jika tidak ditangani Indonesia berpotensi menghadapi krisis utang yang berasal dari BUMN.
Masalah kedua, lanjut Bhima, permasalahan pelik di BUMN yang cukup sistemik. Dia mencontohkan kasus permak laporan keuangan Garuda Indonesia.
"Garuda itu bukan masalah oknum, itu bukan oknum. Ada upaya sistematis untuk mengangkat yang namanya rugi jadi laba, disulap hanya dengan 1 triwulan. OJK mengatakan tu fraud. Apakah sosok Pak Ahok bisa menangani masalah itu?" tuturnya.
Permasalahan itu menurut Bhima sangat sulit dilakukan bahkan oleh seorang ahlipun. Dia pun mempertanyakan keputusan Menteri BUMN Erick Thohir memilih Ahok
"Dengan tantangan yang begitu berat, pertanyaan saya memang tidak ada orang lain yang mumpuni. Memang kita kehabisan orang yang ahli tanpa harus ribut-ribut seperti ini? Menurut saya non sense, nol besar," ucapnya.
Bhima kembali mencontohkan, sosok Dwi Sutjipto uang memiliki keahlian di bidang migas dan integritas yang tinggi saja tak bisa membenahi Pertamina. Ujungnya Dwi juga ditendang dari Pertamina.
"Apalagi ini orang baru yang lebih banyak pengalaman di pemerintah daerah. Industri migas ini nggak sepele," tutupnya.
dtc