Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Bagaimana sih mengukur keberhasilan seorang gubernur, bupati dan wali kota? Saya kira lihatlah setelah lima tahun dia berkuasa. Apakah dia mampu menciptakan kenangan manis bagi rakyatnya di masa depan?
Mungkin, pada tahun-tahun awal dia masih mengidentifikasi masalah. Mungkin, akan ada try and error. Akan ada kritik dan ketidakpuasan. Dia tentu saja akan belajar dari situasi itu. Marilah kita lihat, apakah dia akan menemukan program yang dimpikan masyarakat, atau akan tetap gagal.
Contohnya adalah Ali “Bang Ali” Sadikin, Gubernur DKI Jakarta (1966-1971), yang sangat fenomenal. Dia diritik karena gemar main gusur. Dia dikecam karena menggunakan “uang judi” untuk membangun Jakarta.
Namun di masa Bang Ali dibangun Taman Ismail Marzuki, Kebun Binatang Ragunan, Proyek Senen, Taman Impian Jaya Ancol, dan Istora Senayan. Dia perbaiki sarana transportasi dan mendatangkan banyak bus kota dan menata trayeknya, serta membangun halte bus yang nyaman.
Sumut juga pernah punya “bintang.” Sebutlah, Gubernur Marah Halim Harahap (1968-1979). Dia membangun Tapian Daya, pusat kesenian Sumut dan Studio Film Sunggal. Mempelopori Marah Halim Cup, even kompetisi sepakbola internasional yang bergengsi.
Dia pun membangun proyek irigasi besar, seperti irigasi Namo Sira-sira Langkat (5.600 ha), Batang Ilung Tapsel (4.000 ha), Irigasi Bandar Sinamo Taput (1.200 ha).
Bahkan, punya lobi bagus dengan Jakarta sehingga diizinkan mengutip pajak daerah dari ekspor komoditas perkebunan untuk dana pembangunan di Sumut. Bayangkan, jika ekspor Sumut di awal masa jabatannya hanya sekitar US$ 112.976 juta meningkat menjadi US$ 411.687 juta, hampir 400% pada 1974.
Marah Halim dikenang justru setelah tak lagi menjabat sebagai gubernur. Prestasi itulah yang hendaknya dapat dicapai para gubernur, wali kota dan bupati di manapun berada. Termasuk bagi kandidat calon kepala daerah dalam Pilkada Seremtak 2020. Bukan cuma sukses memenangkan Pilkada. Tetapi juga mampu menciptakan sebuah kenangan manis di masa depan, usai habis masa jabatannya.