Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tanah Karo. Kurangnya sosialisasi disertai info ketidaksinkronan kepanitian, diduga sebagai pemicu minimnya pengunjung dalam acara pembukaan Festival Kopi Karo #3, Sabtu (23/11/2019), di Taman Mejuah-juah, Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatra Utara.
Kegiatan Festival Kopi Karo yang digelar selama dua hari, 23-24 Nopember 2019 oleh Pemda Karo terkesan dilaksanakan asal jadi, dalam rangka menghabiskan anggaran Rp 200 juta yang telah ditampung dalam APBD Kabupaten Karo. Selain pengunjung yang minim, sejumlah stan juga mengalami kekosongan.
“Ada beberapa peserta yang telah mendaftar namun belum datang. Belum diketahui alasan pasti mengapa mereka belum membuka stannya. Tetapi kita telah berupaya keras untuk menyukseskan acara ini,” ujar koordinator Festival Kopi Karo #3, Debora Morina Br Barus, didampingi Sekretaris Dinas Perindustrian Perdagangan Kabupaten Karo Hartoni Keliat kepada medanbisnisdaily.com.
Disinggung terkait kesiapan panitia sebelum penyelenggaraan, Debora Morina Br Barus menyatakan pihaknya telah berulang kali mengadakan rapat lintas organisasi perangkat daerah (OPD) yang terlibat langsung dengan kegiatan Festival KopI Karo #3, diantaranya dengan Dinas Pertanian dan Dinas Pariwisata Kabupaten Karo.
“Selain dengan OPD, asosiasi kopi yang ada di Tanah Karo juga telah kita gandeng dalam mensukseskan kegiatan ini. Sejumlah spanduk dan undangan telah kita sebar. Target kita kali ini adalah lebih memperkenalkan Kopi Karo kepada masyarakat dan wisatawan," papar Debora dan Hartoni.
Sehubungan hal tersebut ketua pelaksana harian, Asosiasi Pelaku Kopi Karo (APKK), Elfran Surbakti, kepada medanbisnisdaily.com melalui telepon selularnya mengaku sangat kecewa dengan penyelenggaraan Festival Kopi Karo#3, yang kurang mengandeng pelaku kopi. Agenda kegiatan rutin yang semestinya terkemas maksimal, dalam kenyataanya sangat memilukan.
“Festival Kopi Karo #1 dan #2, asosisasi yang pontang- panting merintisnya dan malaksanakannya. Namun dalam perjalanan kedepannya, seolah Pemda Karo yang mensukseskan dan memegang peran penting dalam memajukan perkopian Tanah Karo. Pelajaran berharga kedepannya, ini sebagai bahan evaluasi. Pemda punya uang, tetapi asosisasi yang miliki komunitas, wajar sepi,” papar Elfran.
Info yang diperoleh medanbisnisdaily.com dilapangan, dalam kepanitian Festival Kopi Karo #3, terjadi kekisruhan dalam kepanitian Pemda Karo dengan pelaku kopi (asosiasi,red). Dimana Pemda Karo terkesan mengambil peran dalam pelaksanaan. Padahal sebelumnya sebagai perintis kegiatan dalam memajukan perkopian Tanah Karo adalah penggiat kopi.
Acara Festival Kopi Karo #3 yang dibuka oleh Wakil Bupati Karo, Corry S Sebayang, hanya dihadiri sekitar seratusan orang. Unsur Muspida Plus Kabupaten Karo juga tidak tampak lengkap dalam pembukaan. Sejauh ini, mayoritas pelaku kopi Tanah Karo sangat kecewa dengan kegiatan yang terselenggara dengan apa adanya, untuk sekedar menghabiskan anggran Rp 200 juta.