Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga siang tadi menerima para peternak ayam yang berdemo di depan kantor Kemendag, Jakarta Pusat. Jerry mengungkapkan, dalam pertemuannya dengan Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) tadi, ia mendengar 'curhatan' para peternak mengenai kondisi harga ayam hidup (livebird) saat ini yang terus menurun.
"Jadi intinya kan mereka menyampaikan aspirasi dan juga mungkin mereka curhat, sharing terkait dengan harga-harga dan juga kondisi di lapangan yang selama ini mungkin memberatkan," kata Jerry di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (27/11/2019).
Menurut Jerry, permasalahan yang dicurahkan para peternak merupakan kesalahan masa lalu, sehingga ia yang baru menjabat di Kabinet Indonesia Maju ini masih perlu mengkaji keluhan para peternak.
"Ini kan hal teknis yang terkait dengan peraturan yang diterbitkan oleh administrasi yang sebelumnya, bukan oleh yang baru. Jadi kita mau lihat dulu secara komprehensif, yang menjadi sentral apa, baru nanti kita akan follow up. Jujur saya baru melihat tadi, makanya saya lagi tunggu. Karena saya kan baru tiga minggu nih, Pak Menteri dan saya. Hal ini jauh sebelum Pak Menteri dan saya di sini," terang Jerry.
Ia menegaskan, pihaknya akan mencari solusi yang dapat menjawab keluhan para peternak rakyat.
"Jadi kami mau melihat dulu, identifikasi, kedua mencari solusi pastinya. Tapi yang penting kita mendengar dulu apa yang menjadi keluh kesah, yang menjadi aspirasi mereka. Dan kami akan coba temukan itu semuanya," tegas dia.
Sebagai informasi, PPRN yang berdemo di kantor Kemendag pagi hingga siang hari ini menuntut pemerintah menetapkan harga acuan pasti untuk livebird per provinsi. PPRN meminta Kemendag untuk merevisi Permendag nomor 96 tahun 2018.
Selain itu, peternak ayam tersebut juga meminta agar pemerintah mengatur segmentasi pasar. Para peternak meminta agar peternak skala besar dipisahkan segmen pasarnya dengan peternak kecil.
"Dan juga segmen pasarnya, karena memang ini kan perusahaan besar juga ikut budi daya, segmen pasarnya mengikuti kita. Kita kan di pasar tradisional, karena memang kita peternak rakyat. Kalau kita di pasar yang sama denga peternak besar, kita pasti kalah," ujar Perwakilan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Jateng, Parjuni dalam unjuk rasa pagi tadi, di kantor Kemendag, Jakarta.
Terakhir, tuntutan para peternak yakni agar Kemendag mengeluarkan kebijakan yang mengatur acuan harga day old chick (DOC) atau bibit ayam. Pasalnya, selama ini para importir DOC bebas menentukan harga tanpa ada acuan.(dtf)