Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Azhar Harahap, mengatakan hingga saat ini, sudah 14.000 ekor ternak babi yang mati di Sumut karena terserang virus penyakit hog kolera.
Jumlah itu diperkirakan masih akan bertambah lagi. Azhar kembali menegaskan pertambahan jumlah babi yang mati itu karena sampai saat ini tidak ada obat yang menjinakkan hog kolera babi.
Kemudian virus penyakit hog kolera itu menyebar di 14 kabupaten/kota, antara lain Pematang Siantar, Simalungun, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Dairi, Karo, Humbang Hasundutan, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Deli Serdang, dan Medan.
Kendati demikian, Azhar Harahap menjawab wartawan, Jumat (29/11/2019), menyebutkan pihaknya bersama Tim Unit Reaksi Cepat (URC) Pengendalian Hog Kolera Babi Pemprov Sumut, terus melakukan upaya menekan perluasan penyebaran hog kolera itu.
Diantaranya melakukan disinfektan pada kandang-kandang ternak babi. Kemudian menyuntikkan vaksin terhadap ternak babi yang belum terkena hog kolera agar tidak terjangkit penyakit hog kolera.
Kemudian dengan melarang perpindahan ternak babi antartempat, antardesa, antarkecamatan dan kabupaten/kota hingga pelarangan terjadinya perpindahan ternak babi dari dan ke Sumut. "Ini sudah tak terjadi lagi," sebut Akhyar.
Lebih lanjut Azhar mengatakan, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, telah melaporkan fakta-fakta hog kolera di Sumut serta jumlah babi yang mati dan dampaknya serta upaya pengendalian yang dilakukan.
"Untuk itu apakah kemudian Kementerian Pertanian menyatakan hog kolera ini Kejadian Luar Biasa (KLB) atau tidak, ini yang kemudian kita tunggu. Tapi gubernur tidak berhak menyatakan KLB, karenanya kita tunggulah," pungkas Azhar.