Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Kisaran. Akun facebook Susi Susanti (40 tahun) yang saat ini bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Malaysia membagikan sepenggal kisah hidupnya di status sosial media facebook. Kepada nettizen, ia mohon bantuan untuk dicarikan keluarga kandungnya di Kabupaten Asahan yang telah terpisah selama 33 tahun. Saat itu, Susi masih berusia sekitar 7 tahun.
Saat dihubungi wartawan melalui aplikasi messenger facbook, Susi mengisahkan perjalanan panjang hidupnya mencari keberadaan orang tua dan saudara kandungnya di Kabupaten Asahan, Sumatra Utara.
"Yang saya ingat, saya ini anak ke 3. Kami ada enam bersaudara semua laki laki. Nama mamak Supiah, ayah Nayan Nasution. Ayah meninggal saat aku usia enam tahun. Kami tinggal di daerah Simpang Kanada (Desa Sei Kopas) Bandar Pasir Mandoge, Asahan," kata wanita yang telah 3 tahun bekerja di Malaysia ini, saat dihubungi wartawan, Selasa (3/12/2019).
Sejak sang ayah meninggal, Susi kemudian menceritakan kehidupan ekonomi keluarganya sangat susah karena Ibu harua mencari nafkah. Susi mengingat kalau ibunya itu bekerja sebagai buruh di ladang milik orang lain demi memberi makan anak-anaknya yang masih kecil.
"Karena hidup kami susah setelah ayah meninggal, mamak kemudian menitip aku ketika usia antara 6-7 tahun ke kawannya di Kecamatan Buntu Pane, orang tua angkat aku itu namanya Niwana br Hotang dan Ervin Candra Rambe," kata wanita yang saat ini sudah memiliki dua anak tersebut.
Beberapa tahun diasuh oleh orang tua angkat, Susi kembali bercerita. Sekitar tahun 1992 ia kabur dari rumah orang tua angkatnya itu karena sesuatu hal dan tak pernah kembali. Waktu itu, ia masih berusia sekitar 12 tahun, lalu merantau hingga Riau mencari kehidupan baru hingga akhirnya mendapatkan jodoh dan suami dari daerah Jawa Timur (Banyuwangi).
Ibarat mencari patahan jarum di gudang jerami, selama 33 tahun hingga saat ini Susi tetap yakin orang tuanya dan keluarganya itu masih ada di Asahan. "Mamak sama ayah seingat ku memang bukan asli Asahan. Mamak orang pantai cermin, ayah juga bukan orang Mandoge," ucapnya.
Kepada siapapun yang membaca cerita ini, Susi berharap dia bisa mendapatkan informasi mengenai keberadaan orangtua dan keluarganya itu lewat bantuan nettizen.
"Mohon kepada siapapun yang mendengar cerita ini kalau ada informasi sekecil apapun tentang keberadaan atau ciri-ciri keluarga saya lewat cerita ini, dapat hubungi saya melalui facebook," ujarnya.