Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi di Sumatra Utara (Sumut) pada tahun 2020 lebih rendah dari tahun 2019 atau terkendali di sekitar 3±1%. Target ini lebih rendah dibandingkan tahun 2019 yang dipatok 3,5±1%.
Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, mengatakan, target inflasi tahun 2020 yang turun 0,5% karena harga bahan pokok diprediksi bisa dalam rentang stabil. "Makanya angkanya di bawah target tahun lalu. Namun untuk bisa mencapai angka inflasi di angka 3±1% banyak yang harus dijaga. Mulai dari kecukupan pasokan dan keterjangkauan harga pangan strategis khususnya cabai merah yang kerap menjadi penyebab naiknya inflasi," katanya, Minggu (8/12/2019).
Wiwiek mengatakan, cabai merah memang perlu mendapat perhatian serius. Ke depan, pekerjaan rumah bagi semua stakeholder adalah mengumpulkan data produksi, distribusi dan konsumsi secara akurat cabai itu dan bahan pangan strategis lainnya.
Dengan data akurat, kata Wiwiek, maka pengambilan keputusan untuk mengendalikan harga bisa lebih cepat dan tepat.
Sebelumnya, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, saat hadir pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, mengaku pernah tidak tidur memikirkan inflasi. Apalagi saat dikabarkan inflasi di Sumut tinggi yang didorong oleh kenaikan harga cabai merah di pasar.
"Padahal saat turun ke lapangan, ternyata harga cabai merah di tingkat petani murah dan produksi banyak seperti di Kabupaten Batubara. Nyatanya harga cabai merah yang mahal di pasar itu dampak gangguan distribusi termasuk banyaknya biaya dalam proses distribusi hingga ke pasar," katanya.