Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tanah Karo. Pembuangan bangkai babi di tempat sembarangan oleh oknum tidak dikenal masih terus berlanjut di Kabupaten Karo. Uniknya, kali ini ada pesan tertulis yang ditujukan kepada petinggi Pemkab Karo. Apakah murni atau muatan politis belum diketahui secara pasti.
"Angkat Babi e Pak Bupati !!! #Babi Kirimen" (angkat babi ini Pak Bupati, ini kiriman,red), begitulah kalimat yang tertulis di sekitar bangkai babi yang diduga mati akibat indikasi serangan African Swine Fever (ASF)/dermam babi Afrika atau virus hog cholera (kolera babi), di kawasan Jalinsum Medan Kabanjahe, tidak jauh dari kantor Satlantas Polres Tanah Karo, Senin (9/12/2019).
Seorang pria yang mengaku bernama Andi Sembiring, mewakili warga sekitar lokasi pembuangan bangkai babi, kepada medanbisnisdaily.com mengaku tidak mengetahui siapa oknum pelaku. Baik pembuang entah penulis pesan. Apakah warga sekitar atau alibi pembuang bangkai, pria muda itu enggan berkomentar lebih jauh.
"Kami tidak mau tau siapa yang membuang atau menulis pesan. Yang pasti ini sangat mengganggu warga sekitar. Mengapa ini terjadi, itu yang menjadi tanda tanya. Matahari masih bersinar, tetapi ada yang berani membuang bangkai babi tidak jauh dari kantor polisi dan memberi pesan kepada petinggi Pemkab Karo, yang membuat kami pusing" ujarnya.
Kadis Pertanian Pemkab Karo, Metehsa Karo-Karo kepada medanbisnisdaily.com mengatakan, pihaknya tidak henti-hentinya memberikan sosialisasi dan himbauan kepada peternak/pemelihara agar tidak membuang bangkai babi yang terserang penyakit di sembarang tempat, khususnya tidak jauh dari pemukiman.
"Dalam hal ini dibutuhkan kesadaran semua pihak. Tadi ketika rapat di DPRD saya sudah mengusulkan agar tanah Pemda Karo yang berada di Desa Lingga agar dijadikan tempat penampungan/penguburan babi yang terserang virus. Sampai hari ini, 1.673 ekor yang sudah mati akibat penyakit. Tadi begitu mendapat kabar, saya sudah menghubungi Dinas Lingkungan hidup," ujar Metehsa.