Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Bursa calon Wali Kota Medan mulai hangat-hangat kuku. Survei yang diusung oleh City Researc Center (CRC) melansir beberapa nama dalam pemaparannya, Senin (9/12) silam di Medan. Survei pada 20-27 November lalu dengan 680 responden itu berlangsung secara tatap muka.
Mereka adalah Ihwan Ritonga, politikus Partai Gerindra yang juga Wakil Ketua DPRD Medan meraih dukungan tertinggi, 19,7% suara responden. Akhyar Nasution, Plt Walikota Medan yang juga kader PDIP menggondol 13,4%.
Lalu. Bobby Nasution, menantu Joko Widodo, Presiden RI memperoleh 9,7%. Masih ada Salman Al Farizi, politikus PKS dengan 9,3 % dan Dahnil Anzar Simanjuntak, juru bicara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto keciprat 5,6 %.
Apakah peta ini menggambarkan realitas politik? He-he, tunggu dulu. Pilkada kota Medan masih akan berlangsung 22 September 2020, masih 9 bulan lagi. Konstelasi ini bisa bergeser dari waktu ke waktu hingga menjelang Pilkada.
Lagi pula masih harus menunggu siapa yang benar-benar didukung oleh Parpol dan kemudian didaftarkan ke KPU kota Medan pada Minggu pertama Maret 2020.
Saya kira parpol harus mempertimbangkan secara matang siapa kandidat yang didukung. Logikanya tentu saja menjatuhkan pilihan kepada yang eletablitasnya paling tinggi. Karena itu harus menunggu hasil survei lanjutan menjelang pendaftaran ke KPUD.
Harap diingat bahwa pada akirnya yang menentukan adalah DPP parpol. Bukan di tangan DPC parpol kota Medan yang mempunyai minimal 10 kursi di DPRD kota Medan. Bukan tak mustahil calon yang disulkan oleh DPC parpol kota Medan berbeda dengan keputusan DPP.
Belum lagi jika parpol pengusung berkoalisi dengan parpol lain untuk memenuhi syarat minimal 10 kursi, membuat proses penentuan calon semakin alot. Maklum, hanya PDIP dan Gerindra yang berhak mencalonkan tanpa berkoalisi.
Parpol lain, seperti PKS (7 kursi), PAN (6 kursi), Demokrat (4 kursi), Golkar (4 kursi), NasDem (4 kursi), Hanura (2 kursi), PSI (2 kursi) dan PPP (1 kursi) harus berkoalisi agar berhak mendukung kandidat
Apakah PDIP misalnya akan mengusung Akhyar atau Bobby? Apakah Gerindra akan mencalonkan Ihwan atau Dahnil?
Saya kira para bakal calon harus bergerak mulai sekarang. Mulailah bersosialisasi dengan masyarakat seraya menarasikan berbagai program yang cemerlang.
Jangan lupa masih ada calon perseorangan, yakni Edy Ikhsan, seorang tokoh LSM dan akademisi USU Medan, jika ia berhasil meraih dukungan minimal warga kota Medan.
Tapi kisah ini masih sangat dini. Namun pemanasan dan ancang-ancang bolehlah dimainkan seraya menunggu peluit pertanda pertandingan dimulai berbunyi.