Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Tidak adanya Direktorat Kesenian di Ditjen Kebudayaan, Kementeriaan Kebudayaan RI, berdasarkan Peraturan Presiden RI No 82 tahun 2019, membuat seniman di Indonesia, khususnya Sumatra Utara meradang. Mereka mempertanyakan kebijakan itu yang dinilai mengerdilkan kesenian. Hal itu pun menjadi perbincangan hangat di kalangan seniman Sumut. Beragam pendapat mereka sampaikan lewat media sosial.
Salah satunya seperti disampaikan seniman teater di Medan, Ayub Hamzah Fahreza. Di akun FB nya, Ayub Hamzah Fahreza, Jumat (10/1/2020), menulis sudah pula tak ada direktorat kesenian? Kenapa cuma ada direktorat perfilman, musik dan media baru? Kenapa tak ada direktorat seni rupa, tari, dan teater? Bagaimana ini, Direktorat Kesenian?
Postingan inti menulai beragam tanggapan. Antara lain dari seniman teater Agus Susilo. Agus menulis innalillahiaihi roji'un atas wafatnya kesenian di negeri ini. Begitu juga dengan seniman lainnya, Surya Dharma. Surya menulis dari dulu teater kayaknya di anak tirikan. Postingan Surya Dhama ditanggapi, seniman lainnya Ronald Tarakindo yang menulis, bukan di anak tiriikan bang. Memang anak tiri...
"Geger" hilangnya Direktorat Kesenian itu sebelumnya juga ditanggapi Rektor Institut Seni Budaya Indonesia Bandung, Een Herdiani. Di salah satu surat kabar, Een menulis "Raibnya Direktorat Kesenian". Een berharap penghapusan itu jangan sampai mengkerdilkan kesenian di negeri ini.