Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Mantan anggota DPRD Sumut, Sarma Hutajulu, mengatakan, selama ini Festival Datau Toba (FDT) anya dijadikan proyek semata, karena tidak menjadikan masyarakat dan Pemkab se-kawasan Danau Toba menjadi subjek atau pemilik even tersebut, namun hanya dijadikan penonton. Padahal, faktor pendukung kesuksesan event tersebut salah satunya lewat partisipasi masyarakat dengan keragaman budaya, kuliner, produk khas yang mereka miliki untuk disuguhkan kepada para wisatawan.
"Ini ibarat pepatah, tak pandai menari maka lantai yang yang disalahkan," kata Sarma kepada medanbisnisdaily.com, Sabtu (11/1/2020), terkait ditiadakannya FDT pada 2020 oleh Pemprov Sumut.
Menurut Wakil Ketua DPD PDIP Sumut ini, waktu yang sangat minim, hanya persiapan 6 bulan menjadi alasan juga untuk mendukung peghapusan FDT. Padahal jika kita ikuti pemberitaan pelaksanan FDT yang dilaksanakan bulan Desember lalu, tender proyek tersebut dilakukan pada bulan November 2019 dan hanya diberikan waktu tak sampai satu bulan mempersiapkannya.
"Apakah waktu 6 bulan tak cukup mempersiapkan sebuah even agar bisa terselenggara dengan baik? "Seingat saya dalam pengesahan APBD 2020 yang disahkan oleh DPRD Provinsi Sumut bulan September 2019, program FDT dan peringatan hari ulos menjadi program yang sudah disahkan dalam rapat banggar dan rapat paripurna DPRD Sumut. Apakah anggaran yang sudah disahkan bersama tersebut bisa dianulir secara sepihak oleh eksekutif?", urainya.
Kata Sarma, ditiadakanya FDT 2020 menunjukkan minimnya komitmen Pemprovsu dalam upaya percepatan pembangunan kawasan wisata di kawasan Danau Toba.
"Saatnya rakyat dikawasan Danau Toba meminta pertanggungjawaban Pemprovu lewat Dinas Pariwisata," tandas Sarma.
Pemprov Sumut menghentikan even wisata Festival Danau Toba pada 2020 terkait hasil yang mengecewakan pada even FDT 2019 di Parapat dan FDT di tahun-tahun sebelumnya. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatra Utara ingin menyempurnakan persiapannya.
Salah satu penyempurnaan persiapan adalah perubahan waktu penyelenggaraan. Semula pada bulan Desember, digeser menjadi bulan Juni. Tepatnya pada saat anak-anak sekolah memasuki masa liburan. Berbeda jika diadakan pada Desember, pengunjung festival sepi.
"Karena pelaksanaannya diubah menjadi pada bulan Juni, kan persiapannya jadi sempit jika dihitung dari sekarang. Itu sebabnya Festival Danau Toba kembali akan digelar pada tahun 2021, tahun ini ditiadakan," terang Kadis Budpar Sumut, Ria Telaumbanua, seusai mengikuti rapat kerja dengan Komisi E DPRD Sumut, Rabu (8/1/2020).