Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Labura. Tidak hanya di media sosial, berbagai respon masyarakat seperti unjuk rasa pasca kedatangan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, ke kawasan terkena bencana banjir bandang di Desa Pematang, Kecamatan NA IX-X, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Sumut, Rabu (8/1/2020) lalu.
Edy menepis adanya pemanfaatan kawasan hutan yang dikelola PT. LBI yang menyebabkan banjir besar di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Menurut pantauan mantan Pangkostrad TNI ini, tidak ada hutan yang rusak dan gundul di kawasan Bukit Barisan tersebut.
Sebagaimana diberitakan, Wakapolda Sumatera Utara, Brigjend Pol. Mardiaz Kusin Dwihananto menyampaikan hal yang sama terkait adanya pelanggaran pemanfaatan hutan di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Pihaknya sudah mendalami dugaan pembalakan liar di daerah itu, diantaranya izin pemanfaatan, izin koridor dan area penggunaan. Menurutnya, PT. LBI yang beroperasi di Kawasan Bukit Barisan bukan penyebab terjadinya banjir besar
Menaggapi hal ini, masyarakat, khususnya masyarakat Labura, menjadi gempar. Pantauan medanbisnisdaily.com, tidak hanya di media sosial, berbagai aksi terjadi merespon ucapan pejabat itu.
Aliansi Masyarakat Peduli Hatapang (AMPHT) melakukan aksi protes atas pernyataan Edy itu. Bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Indonesia atau Hari Gerakan Menanam Sejuta Pohon, kumpulan para aktivis peduli lingkungan hidup ini melakukan long march mulai dari Masjid Agung sampai dengan Simpang Enam Rantauprapat, Jumat (10/1/2020). Aksi ini meminta kepolisian untuk segera melakukan forensik legal audit terkait legalitas PT. LBI secara transparan.
Hal senada juga dikatakan crew akun facebook Labura Ku, Azmalil Hamdi. Crew akun facebook dengan follower lebih dari 55.000 ini menyebut hampir seluruh netizen Labura heran dan aneh dengan pernyataan para pejabat itu.
"Sebaiknya para pejabat yang menyebut tidak ada pembalakan liar di Labura, meninjau kembali. Para netizen di Labura gempar dan heboh dengan pernyataan itu, sebab balok-balok kayu demikian banyak saat peristiwa banjir bandang itu," kata crew akun facebook Labura Ku, Azmalil Hamdi, Sabtu (11/1/2020).