Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Penyair Jerman, Friedrich Schiller berkata, bahwa “Bangsa besar ditunjukkan oleh pemimpinnya yang juga besar.” Contohnya, Sumatera Utara (Sumut) pernah punya Gubernur Marah Halim, pelopor Marah Halim Cup, menjadi even kompetisi sepakbola internasional yang bergengsi. Muncullah, nama-nama pemain bola seperti Taufik Lubis, Nobon, Tumsila dan Parlin Siagian.
Saya ingat pula pelari marathon terkuat di Asia, Gurnam Singh di era 1970-an membuat nama Sumut makin bersinar. Masih ada Gubernur EWP Tambunan yang merakyat, dan anti nepotisme. Juga Rektor USU Medan, AP Parlindungan, yang namanya menasional karena satu dari 4 ahli agraria di Indonesia.
Saya kira, Kota Medan pun memerlukan seorang tokoh. Tak selalu harus karena bakat yang besar, tetapi bisa juga dengan proses self made man. Saya berharap akan muncul dari para bakal calon (balon) atau kandidat Wali Kota Medan yang akan bertarung pada Pilkada Serentak 2020.
Kita ingat Wali Kota Tri Rismaharini di Surabaya. Seperti mantan Gubernur DKI Jakarta Jokowi, nama Risma juga telah mendunia seperti dimuat situs Huffington Post, 20 Agustus 2013 silam. Dilukiskan Risma kerap terlihat pada pukul 05.30 memunguti sampah di sepanjang jalan. Sore hari, ia melempar bola ke anak-anak yang asyik bermain di taman dan mengingatkan mereka untuk rajin belajar. Jika lalu lintas macet, Risma kerap keluar dari mobilnya untuk mengatur jalan.
Risma juga mengubah tempat pelacuran menjadi taman kanak-kanak, SPBU tua jadi lokasi bermain. Gerakan anti-buang sampah sembarangan memuat Surabaya menjadi pionir kota berwawasan lingkungan. Surabaya pun pernah dinobatkan sebagai kota dengan partisipasi publik terbaik di Asia Pasifik."
Saya berharap dari para kandidat Wali Kota Medan akan muncul tokoh seperti itu. Siapakah gerangan? Saya kira yang dibutuhkan hanya political will dan kemauan moral. Ayo, para kandidat, singsingkan lenganmu!