Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ternyata sempat disambangi pihak Kedutaan Besar Amerika Serikat perihal peringatan cuaca yang diterbitkan Kedubes AS untuk warganya di Jakarta. Ini karena peringatan cuaca tersebut disalahartikan oleh masyarakat.
Pada 6 Januari lalu, Kedutaan AS di Jakarta menerbitkan peringatan cuaca (weather alert) berbahasa Inggris untuk warganya di Indonesia. Berikut ini bunyi peringatan di situs Kedubes AS itu: 'Weather forecasts indicate the greater Jakarta region will experience unusually heavy rainfall through January 12, 2020'. Sayang sekali, peringatan ini ditafsirkan seolah-olah akan terjadi hujan deras pada 12 Januari.
"Tanggal 6 Januari US Embassy mengeluarkan weather alert. Mengatakan bahwa 'through 12 January' akan terjadi unusual heavy rainfall. Maksudnya sejak 6 Januari hingga 12 Januari," kata Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (TMC BPPT) Tri Handoko Seto dalam keterangan pers, Senin (13/1/2019).
"Berita ini menjadi viral karena masyarakat, bahkan para ilmuwan banyak yang mengartikan akan terjadi cuaca ekstrem pada 12 Januari. US Embassy kaget," sambungnya.
Kedubes AS kaget lantaran peringatan cuacanya ditafsirkan lain. Yang benar adalah terjadi hujan sampai 12 Januari, bukan berarti 12 Januari akan hujan deras. Ini sama saja dengan prakiraan cuaca yang dirilis BMKG.
"Science and Tech Afair US Embassy langsung ingin ketemu saya untuk berdiskusi. Beliau menyayangkan kesalahan baca yang terus diviralkan dan berakibat fatal, sembari menggali informasi tentang TMC yang kami kerjakan," kata Tri Handoko.
Dia menjelaskan, BPPT bekerja sama dengan BNPB, TNI AU, dan BMKG melaksanakan operasi TMC untuk mengurangi curah hujan di Jabodetabek agar tak terjadi banjir dan tanah longsor lagi. Awan-awan Selat Sunda dan laut Jawa dijatuhkan sebelum sampai di Jabodetabek. Operasi TMC dilakukan sejak 3 Januari.
"Jabodetabek tetap ada hujan. Terutama dari awan-awan yang tumbuhnya memang di daratan. Awan-awan ini tidak kami semai. Kami biarkan saja. Oleh karena itulah target pengurangan curah hujan TMC adalah 30-40 persen. Tanah Jabodetabek tetap punya hak atas air hujan. Karena memang diperlukan. Dan TMC juga memang tidak mampu menghilangkan hujan sama sekali setiap hari," kata Tri Handoko.
Sebelumnya, Dubes AS untuk Indonesia, Joseph R Donovan Jr, sudah menemui Gubernur Jakarta Anies Baswedan untuk menjelaskan perihal imbauan terkait cuaca ekstrem Jakarta yang diumumkan oleh Kedubes AS. Dia menyatakan ada kekeliruan penerjemahan dari imbauan yang dirilis Kedubes AS.
"Dan ada kekeliruan penerjemahan saat pengumuman pada beberapa hari lalu. Dan saya ingin memastikan bahwa Kedutaan Besar Amerika tidak berurusan dengan urusan prediksi cuaca di Jakarta," ucap Donovan kepada wartawan setelah bertemu dengan Anies di Balai Kota Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Kamis (8/1).(dtc)