Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Indonesia berhasil memproduksi kapal selam. Bahkan kapal selam ini diproduksi di dalam negeri.
Alugoro namanya, kapal ini berhasil dibuat karena hasil kerja sama PT PAL Indonesia dengan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co., Ltd (DSME) Korea Selatan.
Lantas apa arti dibalik nama Alugoro?
Dari catatan detikcom, nama Alugoro sendiri diambil dari kisah pewayangan. Alugoro adalah senjata berbentuk gada dengan ujung yang runcing dan dimiliki oleh tokoh Prabu Baladewa.
"Berdasarkan cerita pewayangan, Alugoro merupakan salah satu senjata berbentuk Gada yang dimiliki oleh Prabu Baladewa," ujar Corporate Communication of PT PAL Indonesia Zein Arfian dalam siaran pers yang dikutip pada, Kamis (11/4/2019) lalu.
Zein mengatakan Prabu Baladewa merupakan tokoh wayang yang dikenal adil, tegas dan jujur. Senjata Alugoro yang dimiliki Baladewa merupakan hadiah dari Batara Brama, guru dari Baladewa yang mengajarkan berbagai macam ilmu.
Senjata yang memiliki kekuatan pemusnah yang sangat dahsyat ini diberikan Batara Brama kepada Baladewa setelah dinyatakan lulus menuntut ilmu. Senjata Alugoro berbentuk gada dengan kedua ujungnya yang runcing.
Nama Alugoro disematkan dengan harapan agar kapal selam ini mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai senjata yang memiliki daya hancur yang besar dan dahsyat. Senjata ini juga diharapkan tidak pernah kalah dalam setiap peperangan.
Kapal selam ini punya nama lengkap Alugoro-405. Kapal ini merupakan kapal selam berjenis Diesel Electric Submarine U209 / 1400 (KSDE U209 Chang Bogo Class).
Alugoro-405 memiliki panjang keseluruhan 61,3 meter dengan kecepatan mencapai 21 knot ketika berada di bawah air. Mampu membawa 40 kru dengan kemampuan jelajah hingga 50 hari dan didesain dengan lifetime mencapai 30 tahun.
Bobot total kapal selam tersebut sebesar 1.460 ton saat muncul di permukaan dan 1.596 ton ketika menyelam di bawah permukaan.
Perjalanan Panjang
Dari catatan detikcom, yang dihimpun Rabu (22/1/2020), rencana memproduksi kapal selam di dalam negeri bermula dari kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan yang direncanakan sejak 2014.
Kerja sama ini berbentuk peralihan teknologi dari Korea Selatan ke Indonesia. Untuk itu pemerintah menunjuk PT PAL untuk mengirim 206 pegawainya ke Korea Selatan. Tepatnya ke pabrik Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co., Ltd (DSME).
Di sana para pegawai akan belajar tentang tata cara pembuatan kapal selam. Baik secara teknik, desain, maupun riset dan teknologinya. Lama belajar pun bervariasi, ada yang 3 bulan, ada yang 10 bulan.
Rencana awalnya, usai transfer teknologi selesai, produksi kapal selam yang dkkembangkan PT PAL akan dimulai pada pertengahan 2015. Namun, nyatanya molor hingga awal 2017. Alasannya adalah dana yang diperoleh dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,5 triliun belum cair.
Singkat cerita akhirnya proses pembuatan kapal selam yang dikembangkan PT PAL dimulai pada April 2017. Dua kapal yang digarap di Korea sendiri telah diluncurkan sejak tahun 2016, kapal pertama di bulan Maret, kapal berikutnya di bulan Oktober.
"Salah satu hal penting dalam kerja sama ini adalah transfer teknologi agar Indonesia mandiri," ungkap Menteri Pertahanan yang kala itu masih dijabat Ryamizard Ryacudu saat menghadiri peluncuran kapal selam pertama di Seoul, Korea Selatan (24/3/2016) lalu.
Pembuatan fisik kapal yang digarap PT PAL sendiri selesai pada awal 2019 dan langsung diluncurkan dengan nama Alugoro pada bulan April.
Alugoro pun sudah menjalani berbagai proses pengujian. Mulai dari tes Harbour Acceptance Test (HAT) dan SAT. Kini Alugoro, sedang memasuki tahap tahapan Nominal Diving Depth (NDD) sebelum bisa benar-benar digunakan oleh TNI AL.
NDD merupakan bagian dari 53 item Sea Acceptance Test (SAT) yang mesti dipenuhi sebuah kapal selam. Dalam tes itu, Alugoro berhasil menyelam sedalam 250 meter. Direncanakan kapal ini bakal diserahterimakan kepada Kementerian Pertahanan pada bulan Desember 2020 ke TNI AL.
Alugoro memiliki spesifikasi panjang 61,3 meter. Kapal selam ini mampu bergerak dengan kecepatan maksimal 21 knot saat menyelam dan kecepatan maksimal di permukaan 12 knot. Kapal selam ini berjenis Diesel Electric Submarine U209 / 1400 (KSDE U209 Chang Bogo Class).
Sementara itu, di akhir jabatan Menko Polhukam yang saat itu dijabat Wiranto, kerja sama kapal selam dengan Korea Selatan ini kemungkinan bisa diperpanjang. Hal ini diungkapkan Wiranto usai dirinya bertemu dengan Menteri DAPA (Defense Acquisition Program Administration) Korea Selatan, Jeon Jei Guk.
Dalam pertemuan itu, Wiranto mengatakan proyek kerja sama kapal selam kemungkinan bisa diperpanjang. Selain itu, dalam pertemuan tersebut Wiranto juga membahas kelanjutan kerja sama pesawat tempur KFX.
"Kunjungan beliau kemarin bukan hanya itu (pembahasan KFX) tetapi justru untuk urusan kerja sama yang lain, yakni pembuatan kapal selam tahap II. Jadi, besok beliau akan ke Bandung akan menandatangani mengenai kerja sama pembuatan kapal selam Korea Selatan-Indonesia tahap II," terang Wiranto kepada detikcom di Kemenko Polhukam, Kamis (11/4/2019). dtc