Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Periode dua kabinet Presiden Joko Widodo (Joowi) baru saja memaskui 100 hari. Dalam rentang tersebut sejumlah kebijakan telah dilakukan. Hanya saja, kalangan pelaku usaha masih mengaku ada hambatan besar dalam penyediaan bahan baku industri.
Salah satunya dikeluhkan Ketua Asosiasi Industri Kecil dan Menengah, Agro Suyono. Kepada detikcom ia menjelaskan, dalam 100 hari periode dua Jokowi ini belum ada kebijakan yang signifikan mendongkrak kinerja Industri.
"Biasa-biasa saja ya. Nggak ada yang signifikan," tutur dia, Kamis (30/1/2020).
Hanya saja, lanjut dia, ada tantangan tersendiri yang dialami oleh industri kecil dan mengah (IKM) yang dinaunginya. Masalah ketersediaan bahan baku jadi hambatan tersendiri. Bahan baku yang dimaksud adalah gula rafinasi yang diperlukan untuk industri makanan dan minuman.
"Ini ada keterlambatan pasokan gula rafinasi. Biasanya Desember itu sudah diteken kuotanya, tapi tahun ini sampai sekarang belum ada kejelasan. Padahal kan pengapalan itu lama, butuh 22 hari," jelas dia.
Akibat hal tersebut, ia mengaku sebagian besar pelaku industri anggota asosiasinya terpaksa berhenti berproduksi.
"Sudah 1,5 bulan 90% anggota saya itu nggak berproduksi. Itu ada pengusaha bakpia, dodol garut, bolu, nata de coco. Itu semua pengusaha kecil, mereka berhenti produksi karena bahan bakunya sudah nggak ada," tutup dia.(dtf)