Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Wakil Ketua DPD II Golkar Labuhanbatu, Muhammad Riduan menilai pernyataan pengamat politik Rafriandi Nasution tentang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) X DPD Partai Golkar Sumut telah melecehkan partai Golkar.
"Rafriandi yang mengatakan Golkar seolah-olah hanya berorientasi kekuasaan tanpa mempertimbangkan kader/nonkader dalam proses regenerasi struktural adalah keliru," ujarnya, melalui keterangan, Selasa (18/2/2020)
"Benar bahwa ketua umum memiliki diskresi atau kebijakan demi membesarkan partai, tapi perlu diingat bahwa ketua umum juga memiliki pertimbangan yang sangat matang soal membesarkan partai, bukan sekedar pertimbangan yang tergesa-gesa berdasarkan faktor kekuasaan dan materi semata," imbuhnya.
Selanjutnya pernyataan Rafriandi soal kesiapan pembiayaan Musda Golkar Sumut yang disebut hanya mampu dilakukan oleh calon tertentu yang merupakan pejabat publik dengan pertimbangan Musda butuh biaya besar dan pengurus daerah butuh oleh-oleh setelah pulang dari Medan dianggapnya telah melecehkan partai.
"Saya sangat menyayangkan pernyataan beliau, sangat merendahkan bahkan cenderung melecehkan," jelas Riduan.
BACA JUGA: Wagub Sumut Ijeck Diprediksi Bakal Mulus Jadi Ketua Golkar Sumut
Selanjutnya atas pernyataan tersebut, Riduan meminta DPD Golkar Sumatera Utara untuk melayangkan somasi kepada yang bersangkutan.
"Sebagai pengamat tak pantas membuat pernyataan yang cenderung menjengkali Golkar. Golkar ini bukan partai abal-abal, saya harap DPD Golkar Sumut melayangkan somasi kepada saudara Rafriandi," sebutnya.
Sebagai kader Partai Golkar, ia merasa terganggu dengan opini yang coba dibentuk oleh pengamat politik lokal tersebut. Dan pernyataan-pernyataan tersebut justru membuat citra Partai tercoreng di masyarakat.
"Silahkan saja jika ingin mendukung siapapun untuk menjadi pimpinan Golkar Sumatera Utara, tapi jangan sampai jadi melecehkan," pungkasnya.
Seperti diberitakan, Rafriandi Nasution memprediksi Ijeck bakal mulus dalam mengambil tampuk kursi Ketua DPD Partai Golkar Sumut periode 2020-2025.
"Biasanya jika seorang pejabat ingin jadi Ketua Golkar selalu bisa dan mudah, karena orientasi Golkar itu kekuasaan," ujar Rafriandi.
Menurutnya, hal tersebut telah menjadi ciri khas dari Partai Golkar. "Kalau dia (Ijeck) gak jadi Ketua Golkar Sumut, kata Rhoma Irama, terlalu," sebutnya.
Saat Pilgub Sumut 2018 lalu, lanjut dia, Partai Golkar memberikan dukungan kepada Ijeck yang berdampingan dengan Edy Rahmayadi. Padahal, sebelumnya Golkar telah mengeluarkan rekomendasi untuk Tengku Erry Nuradi dan Ngogesa Sitepu sebagai Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Sumut.
"Golkar punya hak meminta kesediaan (Ijeck) untuk memimpin Golkar jika yang bersangkutan belum menjadi pemimpin di partai lain," bebernya.