Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sarulla Operation Ltd (SOL) memberian tanggapan terkait berita demo puluhan orang warga Desa Banuaji, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, bersama Dewan Pimpinan Wilayah Sumut, Lembaga Pencegahan Korupsi Anggaran Pemerintah RI ( PKAP-RI), di depan Kantor Bupati Taput, Tarutung, Senin (17/2/2020). Warga menuntut SOL ditutup dan bertanggung jawab atas kerusakan lahan pertanian warga.
Dalam tanggapan SOL kepada medanbisnisdaily.com yang dikirimkan lewat email, Rabu (19/2/2020), SOL menjelaskan pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Utara dan Kepolisian
Resort Tapanuli Utara terkait unjuk rasa atas nama masyarakat Desa Banuaji perihal adanya gelembung cairan panas (fumarol) yang terjadi di Desa Banuaji IV, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara.
BACA JUGA: Warga Adiankoting Demo di Kantor Bupati Taput Tuntut PT SOL Ditutup
Kepala Teknik Panas Bumi (KTPB) Sarulla Operations Ltd, Donny Tambunan, mengatakan fenomena fumarol atau
keluarnya uap air dan gas (seperti karbon dioksida, belerang dioksida, asam klorida, dan hidrogen sulfida) ke permukaan merupakan salah satu bentuk jenis-jenis manifestasi alam didalam sesar besar Sumatera yang memiliki tektonik aktif. Desa Banuaji berlokasi sekitar 10 km ke arah barat laut di atas hulu dari lokasi produksi PLTP
Sarulla. Lokasinya cukup jauh dari wilayah operasional PLTP Sarulla dan Desa Banuaji juga tidak terkategori sebagai desa terdampak dalam AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) milik SOL.
"Sehingga, dapat disimpulkan bahwa apa yang terjadi di Desa Banuaji tidak terkait dengan kegiatan operasional SOL,” kata Donny.