Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kisah tentang rumah sakit (RS) yang bertindak semena-mena kepada pasien (warga) agar diberi pelayanan kesehatan selayaknya juga pernah dialami anggota Komisi E DPRD Sumatera Utara, Budieli Laia. Pengalamannya itu diterangkan saat rapat dengar pendapat, Selasa (19/2/2020), dengan empat RS ternama di Kota Medan; RS Columbia Asia, RS Murni Teguh, RS Siloam dan RS Royal Prima.
Kata Budieli, satu waktu pada April 2019 lalu terdapat pembengkakan di dalam organ tubuhnya. Dia pun datang ke RS Columbia Asia yang berada di Jalan Listrik bermaksud agar dioperasi dan disembuhkan.
Apa boleh buat, terangnya, permintaannya agar segera dikenai tindakan operasi oleh para dokter atau tenaga medis di Columbia Asia tidak langsung dipenuhi. Kepadanya diminta lebih dulu membayar deposit senilai Rp 20 juta agar pengobatan dilakukan. Jumlah itu setara dengan 50% lebih biaya operasi yang disebutkan mencapai Rp 38,5 juta.
Namun, karena tak mengantungi duit sebanyak yang "dipaksa" pihak Columbia Asia untuk dibayarkan, terpaksa dia mengakui identitasnya sebagai anggota DPRD Kabupaten Nias Selatan. Barulah setelah itu tindakan medis diperlakukan para dokter kepadanya.
"Kalau kepada saya yang anggota DPRD kajian perlakukan begitu, apalagi kepada masyarakat biasa yang tidak punya duit. Sungguh keterlaluan, terlalu berorientasi bisnis," kata Budieli yang berasal dari Fraksi PDI Perjuangan kepada dr. Ida Damanik dan Ika Endani dari RS Columbia Asia pada RDP yang dipimpin Ketua Komisi E, Dimas Tri Adji tersebut.
Namun demikian Ika Endani menolak kebenaran cerita Budieli tentang tindakan Columbia Asia yang semena-mena terhadap pasien. Katanya, pihaknya selalu mendahulukan keselamatan pasien atau safety patient. Bukan mengutamakan pembayaran deposit.
"Kami selalu mengutamakan safety patient," ujarnya.