Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Penggunaan uang elektronik di Sumatra Utara (Sumut) terus meningkat setiap periodenya. Sayangnya, penggunaannya masih terfokus di Kota Medan. Data Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumut, dari total 2,12 juta transaksi uang elektronik di Sumut pada Desember 2019, sebanyak 60% transaksi terdapat di Medan.
Selain Medan, penggunaan dalam jumlah terbatas baru ada di Deli Serdang, Binjai, dan Langkat. Catatan BI, mayoritas uang elektronik yang beredar merupakan 75% server based dan 51% uang elektronik registered.
Kepala BI Perwakilan Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, mengatakan, dominasi transaksi uang elektronik di Kota Medan didorong oleh masyarakat Kota Medan yang lebih cepat mengadopsi pembayaran non tunai atau dengan elektronik.
"Kalau daerah lainnya di Sumut, masih sangat dipengaruhi faktor kebiasaan dalam menggunakan pembayaran secara tunai. Tentu diharapkan nantinya kebiasaan itu diubah dan transaksi non tunai akan merata di seluruh kabupaten/kota di Sumut," katanya, Sabtu (22/2/2020).
Menurut Wiwiek, hal itu sudah didukung dengan pembangunan infrastruktur hingga ke daerah-daerah. Karena harus diakui, pembayaran non tunai lebih mudah di daerah perkotaan karena didukung oleh infrastruktur sistem pembayaran secara non tunai.
Dikatakan Wiwiek, penggunaan uang elektronik terutama oleh kalangan muda juga mengalami peralihan. Jika sebelumnya mayoritas transaksi top up, kini menjadi transaksi pembayaran.
"Hal tersebut menunjukkan jika penggunaan uang elektronik semakin luas di Sumut," kata Wiwiek.
Sementara itu, perkembangan Lembaga Keuangan Digital (LKD) juga meningkat signifikan, dengan total 19.064 agen dari sebelumnya 18.021 agen.