Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Beberapa tahun lalu, Kota Medan pernah mendapat julukan kota sejuta lubang. Julukan itu diberikan karena infrastruktur Kota Medan yang memperihatinkan.
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan, Akhyar Nasution buka-bukaan mengenai kondisi terdahulu. Menurutnya, infrastruktur di Kota Medan morat-marit karena Dinas PU yang merupakan instansi yang bertanggung jawab atas pekerjaan normalisasi drainase dan perbaikan jalan tidak bekerja dengan ilmu pengetahuan.
"Saya sangat kecewa, Dinas PU yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam pembangunan tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Misalnya pengerjaan hotmix, pada suhu berapa seharusnya hotmix dipadatkan? Itu dari 80-120 derajat Celcius, yang saya temui di lapangan, hotmix dipadatkan ketika sudah dingin, yang terjadi hasilnya masih banyak terdapat rongga hingga mudah hancur," kata Akhyar saat menghadiri Pelaksanaan Forum Perangkat Daerah Dinas PU Kota Medan yang bertempat di Hotel Grandhika Medan, Kamis (27/2/2020).
"Itu masih satu aspek yang saya paparkan masih banyak lagi pekerjaan lain yang tidak sesuai standar ilmu pengetahuan," tegasnya.
Politikus PDIP ini menyebut Dinas PU adalah wajah Kota Medan. Sebab, pekerjaan yang dilakukan Dinas PU langsung nyata terlihat oleh masyarakat dan dampaknya juga dirasakan langsung masyarakat Kota Medan.
"Kalian harus menyadari bahwa pekerjaan yang selama ini dilakukan merupakan etalase Kota Medan. Kalian harus sadari itu. Hancur infrastuktur maka hancur pula wajah Kota Medan," ucapnya.
Selain menilai pekerjaan teknis, Akhyar juga mengevaluasi Pegawai Harian Lepas (PHL) yang bekerja di Dinas PU. Akhyar meminta kepada Kepala Dinas PU untuk terus memonitoring dan mengevaluasi kinerja PHL yang tidak taat aturan.
"Saya tidak ingin lagi melihat PHL yang kinerjanya tidak ada. Kita harus lebih tegas karena pertanggungjawabannya kepada negara dan rakyat. Jika tidak mau turut aturan, tinggalkan saja," tuturnya.