Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Saya kira mereka yang berminat menjadi calon kepala daerah (KDh), seperti gubernur, wali kota dan bupati, kini harap-harap cemas. Apakah mereka akan ditetapkan sebagai calon oleh DPP partai politik (parpol), atau tidak, itulah yang mendebarkan.
Mereka kini asyik beraktifitas di daerah. Membentuk relawan dan berkomunikasi dengan masyarakat, dengan harapan semakin populer dan meraih elektabilitas yang tinggi. Mereka berharap jika survei dilakukan, mereka akan memperoleh elektabilitas nomor wahid.
Tapi anehnya yang menetapkan sebagai balon adalah DPP parpol, dan secara final akan ditetapkan oleh ketua umum parpol.
Di sinilah ironisnya. Demokrasi itu terwujud dari bawah, dari masyarakat. Tapi kok yang menentukan adalah DPP Parpol.
Jika hanya sekadar penetapan formal organisatoris, agaknya masih bisa diterima alam demokrasi. Dengan kata lain, DPP menetapkan berdasarkan realitas yang hidup di tengah-tengah masyarakat.
Tapi jika kemudian balon yang ditetapkan bertentangan dengan aspirasi yang tumbuh di masyarakat, inilah yang menjadi persoalan. Makna sejati dari demokrasi telah direduksi.
Walhasil, demokrasi yang tadinya bottom up, tumbuh dan datang dari bawah berubah menjadi top down, turun dari atas. Padahal makna demokrasi itu adalah “kekuasan” rakyat.
Saya kira parpol yang setia dan konsisten terhadap demokrasi, harus menyelamatkan makna demokrasi. Boleh saja DPP Parpol yang menetapkan balon KDh secara formal organisatoris, tetapi tetap berpijak kepada asprasi masyarakat. Tidak malah bertentangan.
Demokrasi yang sentralis, terpusat, sebetulnya telah melukai demokrasi yang seharusnya otomatis memberi otonomi kepada masyarakat, yang kemudian dikukuhkan oleh DPD parpol di daerah. Itulah hakekat demokrasi, dan bukan “demokrasi kaum atas.”
Lagi pula aneh rasanya jika era refomasi sudah berusia 22 tahun, apabila penetapan balon KDh belum reformis. Percayalah, rakyat atau masyarakat sudah cerdas untuk memilih calon pemimpin yang terbaik bagi mereka.