Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Tebing Tinggi. Sedikitnya 1.341 nasabah Asuransi Bumi Putera wilayah Pematang Siantar, saat ini merana dan terpaksa menahan kecewa akibat tak dibayarnya klaim asuransi mereka. Padahal masa pertanggungan (pembayaran premi polis) sudah dibayar lunas.
Setiap hari para nasabah mendatangi kantor kantor cabang mempertanyakan kapan (klaim) mereka dibayar, namun petugas tak mampu memastikan kecuali mempersilahkan untuk melihat situs online BPIN milik Bumi Putera yang memuat daftar tunggu.
"Kami gak tau kapan perusahaan membayar," ujar seorang pegawai resepsionis kantor Bumi Putera Cabang Tebing Tinggi di Jalan Sudirman, Rabu (4/3/2020), dihadapan wartawan dan sejumlah nasabah.
Para nasabah menuntut pembayaran klaim Habis Kontrak, Putus Kontrak dan Dana Kelangsungan Belajar (DKB) yang telah jatuh tempo, antara 1 bulan hingga 1 tahun.
Menurut penjelasan karyawan kantor ABP tersebut, kisruh jajaran Direksi BP dan pengambilalihan manajemen oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi sebab nasib nasabah BP yang hingga kini masih terkatung-katung.
"Apa urusan kami memahani kisruh direksi. Kami meminta uang yang sudah kami setor. Kami butuh untuk biaya sekolah anak," ujar AMS Harahap kepada petugas BP cabang Tebingtinggi yang hanya bisa terdiam.
Dulu kalian rayu rayu kami jadi nasabah, terlambat bayar premi kami kena sanksi. Sekarang kami kalian minta memaklumi masalah kalian. Enak kali kalian, cetus Harahap yang dibenarkan tiga orang ibu (nasabah) yang bernasib sama.
Para nasabah meminta manjemen BP, OJK dan Pemerintah Pusat untuk segera menuntaskan masalah tersebut, karena kasus ABP diduga mirip dengan kasus Asuransi Jiwasraya dan Asabri.
"Klaim pasti dibayar, tapi menunggu uang hasil penjualan asset BP berupa gedung hotel di Surabaya," terang staf ABP. Kalau gak laku ? tanya nasabah, sang petugas hanya tertunduk.
Ditengarai, tiap hari para pekerja di kantor Asuransi Bumi Putra jadi korban amukan nasabah yang menuntut hak hak mereka.
Kantor Bumi Putera Wil Pematang Siantar membawahi 10 cabang yakni P Siantar, Simalungun, Tebingtinggi, R Prapat, Kabanjahe, P Sidempuan, Sibolga, Balige, Kisaran dan Perdagangan.
"Kalo tak segera dibayar, anakku mungkin terancam tidak kuliah tahun ini," ungkap seorang nasabah kepada kepada wartawan. Mereka berharap pemerintah ikut turun tangan dalam menyelesaikan persoalan ini.