Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Belum terdengar kabar ada media massa yang diliburkan. Atau setidaknya work from home (WFH). Tidak seperti sekolah dan kampus yang untuk sementara diliburkan, dan lalu belajar melalui electronic learning. Atau seperti sebagian ASN yang WFH.
Saya kira sulit membayangkan jika jurnalis stay at home. “Saya duduk-duduk di rumah atau kantor. Lalu, di luar sana ada peristiwa kebakaran. Kemudian saya terjun ke lapangan,” ujar seorang jurnalis.
Demikianlah. Peristiwa terjadi, jurnalis pun meliputnya. Bukan karena jurnalis meliput lalu peristiwa terjadi. Timing jurnalis meliput adalah after. Bukan before. Sebab faktor jurnalis hadir di lapangan pada saat peristiwa terjadi menunjukkan bahwa peristiwa yang diliput bukan imajinasi para jurnalis.
Padahal sekarang negeri ini sedang dilanda serangan virus Covid-19. Tapi jurnalis harus berada di lapangan. Melindungi diri dengan memakai masker. Menghindari kerumuman orang. Menjaga jarak atau social distacing dengan siapapun.
Sesungguhnya jurnalis ikut “berperang” melawan penyebaran virus corona. Namun dengan cara menyebarkan informasi. Ketika dia memberitakan peningkatan jumlah orang yang terinfeksi corona, jumlah yang terkategori ODP dan PDP, yang meninggal dunia dan yang sembuh, bukanlah hendak menakut-nakuti masyarakat. Melainkan untuk meningkatkan kewaspadaan, menjaga diri dan sesama dari potensi penularan virus corona.
Jurnalis juga mengutip penjelasan para ahli kesehatan tentang cara menghindari virus corona. Menyuci tangan dengan sabun, menjaga stamina dan imunitas tubuh, mengatur pola hidup sehat dan makanan yang sehat. Bahkan juga mengenali gejala awal penularan corona hingga anjuran segera memeriksakan diri ke rumah sakit.
Jurnalis tidak menyiarkan berita yang meresahkan masyarakat. Apalagi berita bohong alias hoax. Sebaliknya, meluruskan desas-desus yang menyesatkan dengan mengutip penjelasan sumber yang mempunyai otoritas.
Jurnalis juga menulis berita yang membangkitkan optimisme semangat masyarakat melawan corona. Satu gerakan yang saling konektif terpadu dan bermuara kepada pemutusan penyebaran virus corona.
Tentu saja jurnalis juga menulis berita-berita menghibur, yang berisi edukasi dan berbagai informasi menarik dan penting. Indonesia belum akan kiamat. Indonesia masih bisa bernyanyi, bahwa hari ini lebih baik dari kemarin, dan esok lebih baik dari hari ini.