Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Penanganan COVID-19 tidak hanya terfokus pada pencarian kasus, tetapi penyembuhan pasien. Sejauh ini, beberapa peneliti mengusulkan obat seperti chloroquine dan tamiflu untuk mengurangi keparahan.
Tapi, tahukah Anda kalau Cina ternyata diam-diam menggunakan obat bernama carrimycin untuk menyembuhkan pasien corona COVID-19. Obat ini memiliki fungsi yang tak jauh berbeda dengan obat malaria.
Menurut laporan Trial Site News, carrimycin dapat mengatasi infeksi saluran pernapasan atas. Obat tersebut sudah mulai diujicobakan di Rumah Sakit Youan, Beijing pada 23 Februari 2020.
Obat satu ini telah mengantungi izin edar dari National Medical Products Administration dan mulai diproduksi sejak 24 Juni 2019. Carrimycin adalah obat hasil kolaborasi antara Institute of Medicinal Biotechnology (Chinese Academy of Medical Sciences) dan Shenyang Tonglia Group Co.
Meski mulai digunakan, para peneliti mengaku masih harus menggali lebih banyak informasi mengenai obat yang satu ini. Efektivitas obat carrimycin pun hasil penelitiannya belum didapati.
Merek dagang dari carrimycin adalah Bite, yang merupakan antibiotik baru yang dikembangkan oleh tim yang dipimpin oleh Profesor Yiguang Wang dari Institute of Medicinal Biotechnology (Chinese Academy of Medical Sciences). Carrimycin ini merupakan produk buatan China dan negara tersebut telah mengantungi hak kekayaan intelektualnya.
"China memiliki hak kekayaan intelektual yang sepenuhnya ekslusif dan teknologi inti dari obat ini," tulis laporan tersebut.
Sementara itu, dalam pengujian obat, carrimycin dilakukan penilaian pada manfaat durasi penurunan demam (hari), waktu resolusi peradangan paru (HCRT) (hari), dan konversi negatif (%) RNA SARS-CoV-2 pada akhir pengobatannya. Penelitian ini diperkirakan akan berakhir pada 28 Februari 2021. okz