Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sejauh ini, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) masih harus bergantung kepada Balitbangkes Kemenkes RI untuk mendapatkan hasil swab PCR konfirmasi positif Covid-19 para pasien yang ditanganinya. Akibatnya, hasil konfirmasi tersebut pun harus keluar dengan memakan waktu yang cukup lama.
Oleh karena itu, Koordinator Medis dan Paramedis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut dr Restuti Hidayani Saragih SpPd K-PTI Finasim MH (Kes) menyampaikan, saat ini Sumut sedang dalam proses berupaya mandiri mengolah spesimen untuk swab PCR tersebut. Dimana rencananya akan dibuat di salah satu rumah sakit atau sentra laboratorium yang ada di Provinsi Sumut.
"Gubernur Sumut Pak Edy Rahmayadi juga telah menandatangani MoU dengan Universitas Andalas yang sudah terlebih dahulu mandiri. Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama kita dapat memangkas waktu dalam mendapatkan hasil PCR, yang merupakan final diagnosis laboratorium apakah PDP yang kita rawat itu merupakan hasil konfirmasi positif covid-19 atau bukan," ungkapnya dalam konfrensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut, Jumat (10/4/2020).
Restuti menerangkan, rapid test yang dilakukan adalah merupakan screening atau deteksi, sehingga bila hasil rapid test yang dilakukan positif, belum dianggap sebagai diagnosis final. Sebab semuanya, kata dia, harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan PCR atau yang lazim disebut swab.
"Kendala kita memang agak lamanya proses datangnya hasil swab PCR, oleh karena masih terpusat di Balitbangkes Kemenkes RI," terangnya.
Dalam kesempatan ini Restuti juga menyampaikan, bahwasanya RS Martha Friska Multatuli dan RS GL Tobing yang merupakan rumah sakit rujukan darurat telah banyak yang dipenuhi dalam standart optimalnya. Baik dari segi tenaga medis, paramedis dan tenaga pendukung telah siap, serta ruang isolasi yang berstandar tekanan negatif.
Untuk di RS Martha Friska Multatuli, tutur dia, saat ini tengah merawat 10 orang pasien, dengan hasil rapid test positif 7 orang. Adapun jumlah kapasitas bed sebanyak 110 bed, yang dilengkapi ICU dan juga ruang rawat yang non ICU yang telah berstandar isolasi tekanan negatif.
Sedangkan total pasien yang menjalani rawat inap di RS GL Tobing, ujar Restuti, saat ini berjumlah 36 pasien. Awalnya ia menyebutkan, ada 38 orang, namun 2 pasien dinyatakan boleh pulang ke rumah untuk selanjutnya dilakukan pengawasan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam monitor Dinas Kesehatan Provinsi Sumut.
"Jumlah pasien yang mendapat rapid tes positif berjumlah 16 orang," tuturnya.
Restuti menambahkan, untuk alur rujukan baik ke RS Martha Friska Multatuli atau ke RS GL Tobing terlebih dahulu harus berasal dari RSUD setempat maupun RS swasta. Rujukan itu juga harus melalui konfirmasi melalui telepon yang wajib dilakukan Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) rujukan asal ke tim jaga di RS Martha Friska Multatuli atau RS GL Tobing.
"Oleh karena itu, bila nantinya RS Martha Friska Multatuli mendekati ambang batas demikian juga dengan RS GL Tobing, maka sesuai rencana yang telah disampaikan bapak Gubernur bahwa kami akan bergerak membuka calon-calon RS rujukan lainnya," pungkasnya.