Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kebakaran kapal tanker MT Jag Leela menguatkan dugaan kesalahan prosedur saat proses docking (perawatan) kapal di dermaga Belawan, Senin (11/5/2020) pagi. Namun, seorang bekas kru docking kapal menceritakan betapa berbahayanya pekerjaan yang mereka lakoni.
"Aku mundur, mau dibayar berapa pun aku gak mau kerja gitu lagi," kata Riyanda, di RS Bhayangkara Polda Sumut, Jalan KH Wahid Hasyim, Medan, saat menunggu proses identifikasi terhadap dua orang sepupunya yang tewas dalam kebakaran itu.
Riyanda mengaku sebagai orang yang mengajak tiga sepupunya, Bahtiar (28), M Nurkasim (35), Dahrul Daim (30) untuk bekerja sebagai kru docking kapal. Ketiganya belakangan menjadi korban kecelakaan saat docking kapal MT Jag Leela di dermaga PT Waruna Nusa Sentana Shipyard. Ketiga sepupunya ini bekerja sebagai kru perusahaan yang mendapat subkontrak untuk docking kapal naas itu.
BACA JUGA: 3 Abang Kandung Tina Siregar Jadi Korban Kebakaran Kapal Tanker MT Jag Leela, 2 Tewas 1 Selamat
Pekerjaannya macam-macam. Kadang-kadang mengganti pipa, mengganti pelat, atau mengelas tangki, dan pekerjan perbaikan bagian kapal. Keputusannya untuk mundur sebelum kejadian besar ini karena tingginya risiko kerja yang dihadapi.
"Jujur aja, bukan sekali dua kali kejadian. Mungkin ini yang paling besar," jelasnya.
Ia menduga kebakaran kapal karena ada kelalaian saat proses docking. Kata dia, saat proses docking semestinya kapal dalam keadaan steril. Muatan tangki harus kosong dan seterusnya. Namun, diduga kapal tidak steril atau masih mengandung muatan saat docking.
"Sebenarnya karena kita kadang safety kurang. Di saat kita mau bekerja, apa memotong tangki, mengelas, bakal menimbulkan ledakan atau tidak, kenapa dikerjai? Kelalaian orang safety berarti," tandasnya.