Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Sejumlah pedagang ikan di Pasar Tradisional di Balige, Kabupaten Toba terlibat ricuh karena harga antara pedagang lokal dan pedagang dari luar tidak bersaing sehat.
"Mana mungkin barang dagangan kami bisa laku sementara ada barang dagangan jauh lebih murah dan meriah," ujar seorang pedagang jenis ikan, M. Napitupulu, Jumat (15/5/2020) di Pasar Tradisional Balige.
Dia mengatakan, sumber barang adalah sama yakni dari Sibolga tentu harga pasar sudah ada namun ketika sampai di Balige pedagang dari luar malah menjatuhkan harga dibawah harga pasar.
"Dari toke saja salah satu jenis ikan Rp 15.000/kg ketika di pasar Balige Rp.13.000/kg. Apakah harga seperti ini manusiawi dan apakah bukan salah satu cara mematikan pedagang lokal," sebutnya diamini rekan-rekan sesama pedagang ikan lainnya.
Senada disampaikan pedagang lokal A. Simangunsong bahwa atas perlakuan pedagang dari luar dengan membanting harga jauh lebih murah mengakibatkan dirinya rugi karena barang dagangannya tidak mendapat respon dari pembeli.
"Perlakuan sesama pedagang janganlah sampai begitu, mematikan sesama pedagang dengan merusak harga pasar. Apalagi situasi saat ini pandemi bisa terjadi kepanikan khususnya bagi pedagang yang merugi sudah 1 bulan," terangnya menyebut bahwa protes hari ini sekaligus menjadi peringatan pekan depan supaya tidak lagi terjadi.
Meski tidak ditanggapi pedagang dari luar daerah namun cukup menjadi perhatian bagi pengunjung dan pemerintah setempat termasuk Camat Balige Pantun Josua Pardede dan Kadis Koperindag, Tua Pangaribuan.
Kepala Dinas Koperindag Tua Pangaribuan menyampaikan sudah mempertemukan kedua belah pihak dan semoga kedepan tidak lagi terjadi.
"Kita tidak masuk dalam ranah harga tersebut karena tidak ada harga eceran tertinggi(HET) untuk jenis komoditi ikan dan selalu terjadi pada sesama pedagang," katanya menyebut bahwa pihaknya hanya berperan dalam pengaturan pasar.