Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Masyarakat kerap bertanya-tanya mengapa hingga kini vaksin corona tidak juga ditemukan. Padahal sifat-sifat (kelemahan) virus sudah lama diketahui. Antara lain, lemah terhadap suhu, alkohol maupun sabun. Dalam pandangan awam, timbul pertanyaan mengapa kelemahan itu tidak dimanfaatkan dan direkayasa menjadi vaksin? Menanggapi itu Guru Besar Biokimia Universitas Negeri Medan (Unimed) Prof Albinus Silalahi yang ditanya medanbisnidaily.com, Senin (1/6/2020) menjelaskan secara ilmiah.
"Tidak mudah, karena tidak dapat dilakukan pada hewan percobaan. Virus ini hanya berperan dalam metabolisme yang berlangsung dalam sel manusia hidup (sel inangnya)," kata Albinus.
Lebih lanjut Albinus menerangkan proses pembuatan vaksin. Virus itu adalah penyebab penyakit (antigen). Sifat antigen inilah yang diformulasi menjadi yang disebut vaksin.
"Jadi kalau vaksin ini disuntikkan ke sel-sel manusia hidup, maka akan dibentuklah antibodi yang spesifisitasnya cocok mengikat virus tersebut. Jadi bukan vaksinnya yang menghancurkan virusnya, melainkan antibodinya," jelasnya.
Disinggung soal informasi yang berseliweran di media sosial yang menyebutkan bahwa virus corona adalah bakteri yang membuat pembuluh darah melebar dan membeku, Albinus tidak ingin menanggapi informasi itu.
"Saya khawatir bahwa masalah virus corona telah terkait dengan berbagai kepentingan, baik di masing-masing negara maupun antar negara. Jadi informasi yang tidak didukung fakta ilmiah yang konkrit, walaupun bukan hoax, saya jadinya harus membatasi diri dulu," katanya.
Seperti informasi yang beredar, disebutkan, bahwa penemuan virus corona yang katanya bakteri itu, konon dari hasil penelitian di Italia yang melakukan autopsi terhadap jenazah korban corona.