Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Masa depan bangsa turut ditentukan dari rumah. Tradisi membaca yang baik di rumah mewarnai pemikiran dan pengalaman anak dalam menyongsong masa depannya. Mereka yang cinta membaca kelak akan menjulang sebagai sosok-sosok hebat pembaharu bangsa ini.
Kebiasaan membaca di rumah inilah yang sebegitu lama kita abaikan. Tradisi membaca di keluarga tidak lagi kita pelihara. Perhatian kita mudah terpecah oleh gempuran informasi bersebab tidak terbiasa menalar dengan baik, mendalami ide-ide para pemikir hebat yang tersimlan rapi di dalam buku-buku. Wabah Covid-19 yang datang secara menghentak, menyadarkan kita kembali, bahwa satu-satunya cara terbaik dalam membangun masa depan ditentukan dari rumah. Segala hal ada di rumah.
Sekarang kita tertunduk malu di depan laporan UNESCO tahun 2011, yang menyebut dari seribu orang Indonesia hanya seorang saja yang memiliki minat serius membaca. Dengan rasio ini, berarti di antara 250 juta penduduk Indonesia, hanya 250.000 orang yang berminat baca.
Tak heran, jika kemampuan membaca anak-anak kita ketinggalan tiga tahun dari negara-negara lain. Siswa kelas 1-3 SD kita, banyak yang bisa membaca. Namun, mereka itu banyak yang tidak tahu arti apa yang mereka baca. Pada titik ini, kecakapan literasi siswa perlu dikembangkan. Kecakapan literasi sangat dibutuhkan oleh siswa. Literasi merupakan keterampilan untuk mengelola informasi. Kecakapan literasi membantu siswa dalam mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi, mengatur, menggunakan suatu informasi. Kecakapan literasi juga memungkin siswa mengomunikasikan informasi untuk mengatasi masalah.
Kecakapan literasi yang paling dasar sesungguhnya tidak jauh dari kehidupan kita, misalnya kemampuan untuk membaca, menulis, menghitung, berbicara, mendengar, memprediksi, menggambarkan, dan mempersepsikan.
Membangun kecakapan literasi dasar ini semesta dimulai dari rumah. Peran orangtua sentral dalam memperkenalkan dan mengakrabkan anak kepada buku. Tanpa keterlibatan orangtua meneladankan dan mengawasi anak membaca buku di rumah setiap hari, tidak akan terbangun minat membaca dan keterampilan literasi anak-anak kita.
Tiga bulan belakangan ini, kita di rumah saja. Wabah corona mengocok ulang sistem pendidikan nasional kita. Tidak ada tatap muka langsung antara guru dengan murid. Sekolah-sekolah diliburkan. Pembelajaran semua dari rumah. Belajar tanpa panduan kurikulum. Terus terang, jika kita hanya mengandalkan kegiatan belajar daring, tentu hasilnya jauh sekali dari yang kita harapkan. Membangun kebiasaan membaca di rumah menjadi solusi yang paling tepat.
Roadmap
Kita meniru cara Finlandia dan Jerman, dua negara dengan literasi terbaik dunia dalam membangun minat baca anak. Mereka menciptakan lingkungan dan atmosfer membaca di rumah. Hal itu berhasil membentuk kebiasaan baik anak membaca buku, sehingga mereka menjulang sebagai pembelajar-pembelajar yang hebat. Jika orangtua memiliki minat baca yang rendah dan gagal menjadi teladan bagi anak anaknya, rasanya perjuangan meningkatkan minat baca anak Indonesia akan terus jalan di tempat.
Salah satu metode yang digaungkan oleh para pegiat literasi adalah budaya membaca nyaring. Orang tua atau orang dewasa yang tinggal bersama di rumah dapat meningkatkan minat baca anak dengan membacakan satu buku atau satu topik yang diminati anak setiap hari.
Kegiatan sederhana ini tidak hanya meningkatkan minat baca anak tapi juga membangun ikatan yang kuat dalam keintiman relasi antara orangtua dan anak. Orang tua mendidik anak lewat buku-buku terbaik yang dibacakan bersama. Anak dan orangtua dapat bertumbuh dalam cinta kasih dan rasa hormat satu dengan yang lainnya. Jika hal ini diterapkan secara konsisten dan penuh komitmen oleh seluruh keluarga, kita bisa memprediksi 10 atau 20 tahun masa depan bangsa kita.
Melalui kegiatan membaca, orangtua menjadi pemantik api semangat belajar anak. Orangtua mengetahui potensi dan minat anak untuk digali lebih dalam dan dikembangkan. Anak anak akan tumbuh dalam lingkungan yang menyenangkan sesuai dengan bidang yang diminati. Generasi yang terbangun adalah generasi yang cemerlang dan penuh gairah belajar.
Sinergi Bersama
Tugas kita bersama untuk menumbuhkan minat baca anak Indonesia demi masa depan bangsa kita. Di masa pandemi ini, orangtua menjadi pemeran utama. Namun jika kegiatan belajar mengajar telah dibuka, pegiat literasi bisa terus masif kampanye untuk meggaungkan ke seantero negeri dampak baik dari kegiatan membaca.
Membangun minat baca yang tinggi sebuah negara membutuhkan sinergi yang kuat dan kokoh dari pihak pihak yang punya mimpi Indonesia akan menjadi negara yang berdaulat dan sejahtera. Semua pihak harus serius mengupayakan yang terbaik khususnya orangtua sebagai pondasi utama. Harapan kita, generasi yang kita bangun pondasi membacanya sejak dini untuk 10 -20 tahun ke depan akan menjadi generasi emas yang memberi kemilau kebanggaan. Saatnya berjuang bersama-sama, membangun kecakapan literasi anak dari rumah kita masing-masing.
===
Penulis Ibu rumah tangga dengan satu anak, tinggal di Medan, suka membaca dan belajar di group Perkamen menulis.
===
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]