Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Para pendukung Donald Trump yang hadir dalam kampanye Pilpres Amerika Serikat (AS) mendatang diminta menandatangani surat perjanjian 'tidak akan menuntut jika mereka terinfeksi COVID-19' di acara kampanye itu. Aturan ini tercantum dalam situs kampanye Trump.
Seperti dilansir dari AFP, Jumat (12/6/2020) Trump mengumumkan pada hari Rabu (10/6) bahwa ia akan melanjutkan kampanye di empat negara bagian - Oklahoma, Florida, Arizona dan North Carolina - meskipun pandemi virus Corona terus berkecamuk di AS.
Lebih dari 113.000 orang telah meninggal akibat COVID-19. Sementara lebih dari dua juta kasus Corona telah tercatat. Di Florida, Arizona, dan North Carolina, jumlah kasus Corona bahkan mulai meningkat lagi.
Oleh karenanya, pendukung Trump harus menandatangani surat pernyataan perjanjian di situs web kampanyenya untuk mendaftar unjuk rasa pertama, di Tulsa, Oklahoma, pada 19 Juni. Mereka tidak boleh menuntut jika terkena COVID-19 di acara itu.
"Dengan mengklik daftar di bawah ini, Anda mengakui bahwa risiko terpapar COVID-19 yang ada di setiap tempat umum di mana orang hadir," kata aturan dalam situs tersebut.
"Dengan menghadiri kampanye, Anda dan tamu mana pun secara sukarela menanggung semua risiko yang terkait dengan paparan COVID-19 dan setuju untuk tidak menuntut kampanye Trump, atau afiliasi, kontraktor, atau karyawannya yang bertanggung jawab," lanjut aturan tersebut.
Halaman tersebut tidak menyebutkan langkah-langkah lain untuk mengendalikan penyebaran virus ini, seperti misalnya imbauan memakai masker.
Demonstrasi di Tulsa telah memicu kontroversi, ketika AS bergulat dengan berminggu-minggu kerusuhan dan protes terhadap rasisme dan kebrutalan polisi setelah pembunuhan seorang pria Afrika-Amerika, George Floyd oleh oknum polisi di Minneapolis pada 25 Mei.
Tulsa adalah tempat pembantaian rasis pada tahun 1921 ketika gerombolan orang kulit putih membunuh ratusan orang Afrika-Amerika di lingkungan kulit hitam yang berkembang pesat di kota itu. Sementara 19 Juni - "Juneteenth" - menandai "Hari Kebebasan" merayakan penghapusan perbudakan di Texas pada 19 Juni 1865.
Senator California, Kamala Harris, yang namanya disebut-sebut sebagai calon wakil presiden Partai Demokrat Joe Biden pada November mendatang, mengecam acara kampanye itu sebagai "pesta selamat datang di rumah" bagi supremasi kulit putih.
Gedung Putih pada Kamis (11/6), mengatakan Juneteenth adalah "hari yang bermakna" bagi Trump dan bahwa Trump ingin menggunakan kesempatan itu untuk berbagi kemajuan yang dibuat untuk orang kulit hitam Amerika.
Sementara itu, Biden belum mengumumkan kapan kampanyenya akan dimulai kembali.(dtc)